BeritaBalap.com-Mungkin banyak yang tahu, jika kembali pacuan MX King 150 by Racetech mendominasi race 2 kelas Seeded OP1 dalam seri ke-3 Kejurnas OnePrix 2023, Minggu kemarin (9 Juli). Duet tim ASR VMK, Hafid PN dan Aditya Fauzi finish 1-2. Melenggang jauh.
Saat race awal (1), juga mereka pula yang menang hanya beda posisi saja. Aditya Fauzi yang pertama, sedang Hafid ke-2. Secara umum dan berdasarkan fakta tampak begitu dominan.
Disebut dominan ketika bicara dan melihat perfoma pacuan yang diriset mekanik Leon Chandra di lintasan Bukit Peusar yang diklaim tehnikal. Mereka berdua tinggalkan lawan relatif jauh.
Catatan pentingnya, bahwa semua pacuan yang disebut dominan tadi adalah menggunakan Knalpot Proliner yang memang mendukung riset Leon Chandra by Racetech, baik untuk kompetisi nasional ataupun internasional (ARRC). Knalpot produksi dalam negeri ini memang begitu populer di kalangan balap nasional.
Bukan rahasia umum, MX King dengan dukungan Knalpot Proliner tersebut, itu bisa jor-joran angka RPM tertinggi di Bukit Peusar dan ini tidak bisa dilakukan oleh GTR150 ataupun Sonic150. Mesin dipastikan jebol.
MX King by Leon Racetech infonya mencapai angka RPM 15.600. Wow..! Inipun hampir sama berlaku dengan MX King lainnya. Seperti Gendut dan GDT Racing yang hantar Aldiaz Aqsal Finish ke-3 ataupun tuner Bima Aditya The Strokes55 yang menyebut RPM pacuan Alfi Husni sekira 15.600.
Alhasil, pentingkah sebuah regulasi untuk membangun pertarungan yang seru dan ketat serta sedap ditonton ? Misal dengan pembatasan RPM mesin ataupun bicara aturan teknis lain seperti bobot kombinasi rider dan motor.
Patut dipahami, dalam berbagai balapan tingkat dunia, ada solusi untuk membuat kompetisi berlangsung seru dan ketat. Peraturan baru menyangkut lebar tapak velg belakang MX King yang wajib 1.85 inch dan ini didesain lebih lebar dari GTR (160 inch, red) dipastikan tidak efektif. Tetap saja MX King ngacir dan sangat dominan. Tidak sesuai yang diharapkan. Butuh pemikiran serius lebih lanjut. BB1
Hasil Race 2 Seeded :
