BeritaBalap.com-Sebagai grasstracker berprestasi, Prima Putra Prasetya yang lahir pada 22 Mei 2002 layak mendapat apresiasi ataupun perhatian. Demikian terbukti dalam gelaran Fantera Super Grasstrack 2019 di Sirkuit Jlamprang, Kalikajar, Wonosobo, Jawa Tengah, Minggu kemarin (5 Mei 2019).
Turun di 11 kelas, tracker yang membela tim SBF Raing EGG Matiroso Navaro Merapi Bangkit merebut 5 podium pertama. Selebihnya masuk tiga hingga lima besar. Bisa jadi ini pertanda tahun spesial dari pembalap yang menggeber korekan tuner Bambang dari Bams Racing Magelang.
Nah, di edisi kali ini kita akan cari tahu rahasia Bebek 4 Tak Standart berbasic Yamaha Jupiter yang berhasil mengantarkan pelajar SMA N 1 Mojotengah meraih gelar juara umum kategori pemula. Sesuai dengan regulasi, maka urusan pengabut bahan bakar wajib menggunakan standar. Tetapi boleh dibubut dimana diameter inlet air passage maksimum 22 mm dan tidak diperbolehkan adanya lem atau perekat lainnya di karburator.
Untuk itu Bambang mereamer karbu pada ukuran 21 mm. Ini sudah optimal dan dindingnya aman terkendali dari kebocoran. Untuk klep in berdiameter 26 mm dan ex 23 mm dengan dukungan kompresi 12.2 : 1. Gas aktif yang siap dikompresikan dipastikan jauh lebih optimal. Power naik merata dalam berbagai tingkatan RPM.
BACA (JUGA) : Hasil Juara Fantera Super Grasstrack Wonosobo, Jateng (5 Mei 2019)
Tapi memang harus diakui, selain memang kemampuan tracker yang boleh disebut diatas rata-rata, maka ketelitian mekanik dalam mengatur profil camshaft dan durasi tinggi yang bertujuan melayani aliran bahan bakar dari karbu adalah presisi. Cepat dan tepat ! Maksudnya agar tidak mubazir atau terbuang percuma.
Kemudian yang namanya grasstrack tetap saja dibutuhkan torsi untuk menggaruk tanah keluar tikungan. Maka dari itu penggunaan knalpot GP7 yang diklaim memiliki leher knalpot (pipa P1 dan P2) yang tekukannya lumayan ekstrem.
Lalu bagaimana dengan perbandingan rasio Jupiter keluaran tahun 2005 ini. Untuk rasio 1 dengan perbandingan 13/34. Lanjut percepatan 2 diangka 18/32. Kemudian persneling 3 diplot pada perbandingan 21/28, ditutup dengan rasio 4 memeinkan angka 20/24. Tidak kalah penting adalah perbandingan final gear sebagai penyalur akhir tenaga pada belakang. Untuk itu, diplot perbandingan 14-50.
Kata mekanik, kekurangan yang ada pada motor bisa tertutupi oleh skill Prima Putra Prasetya. Misal saat melibas berm, Prima bisa memainkan putaran mesin secara optimal. Dibuat menggantung dan relatif tinggi diatas rival-rivalnya. Jadi pantas ya kalau Prima Putra Prasetya digadang-gadang akan menjadi penurus grestreker terbaik Jateng. D 14 N