BeritaBalap.com-Menarik sehubungan opini ataupun boleh disebut persepsi bahwa pembalap yang berduet dengan Marc Marquez (Ducati Lenovo), maka akan menjadi bayangan saja. Selalu berada dibawah bayang-bayangnya.
Ya, hal ini karena juara dunia MotoGP 2019 tersebut dianggap rider yang tidak hanya spesial dalam konteks skill balap, juga jenius dalam menghadapi berbagai situasi balapan.


Contoh saat MotoGP Silverstone Inggris, Minggu lalu dimana sebagian besar pacuan Ducati diklaim punya masalah, hingga Francesco Bagnaia “Pecco” juga mengalami crash, tetapi Marquez step by step dapat tenanag dalam beradaptasi dalam kesulita untuk lebih baik. Finally, finish ke-3 menyelematkan muka Ducati.
BACA (JUGA) : Toprak Razgatlioglu Diumumkan Gabung Tim MotoGP Pramac Racing Minggu Depan ?
“Sulit ketika kamu memiliki rekan setim yang dapat melakukan hal-hal tertentu di atas motor dan kamu tidak bisa. Saya pikir setiap pembalap akan mengalami kesulitan bersama Marc Márquez, seperti halnya dengan Jorge Lorenzo dan Dani Pedrosa . Siapapun yang berbagi kotaknya tidak lebih dari sekadar bayangan, dan itulah yang terjadi tahun lalu dengan saudaranya, “terang Michael Laverty, komentator TNT Sports yang juga mantan pembalap MotoGP.
“Tahun lalu, saya sudah mengira ia akan menjadi terkenal saat ia mengendarai Ducati, tidak demikian dengan GP23, tetapi kini ia memiliki semua peralatannya. Dia akhirnya memiliki motor terbaik di grid, bahkan jika rekan setimnya berkata sebaliknya, dialah yang membuat perbedaan, “tambah Michael Laverty yang dikutip Berita Balap dari Motosan.
“Marc adalah pembalap yang tidak hanya beradaptasi dengan situasi apapun tetapi juga tahu cara membaca balapan dan evolusi lintasan dengan sangat baik. Ia adalah tipe pembalap yang dapat mengubah jalannya balapan kapan saja, karena ia memahami detail yang tidak dipahami orang lain. Itulah sebabnya Pecco kesulitan, karena ia tidak hanya balapan melawan Ducati, tetapi melawan pula versi Márquez yang paling lengkap, “timpal Michael Laverty. BB1