BeritaBalap.com-Persaingan di kelas bebek 4 tak tune-up s/d 200 cc dalam babak final Kawahara IRC Indonesian Dragbike Championship 2018, Minggu lalu (11 Nov) boleh disebut dominan milik Satria FU berbendera Samudera Pitik Sukoharjo, Jawa tengah. Faktanya, duet joki Dwi Batang dengan catatan waktu 07.238 detik sukses finish diurutan ke-2 dan Niko Sakau menempati peringkat ke-3 dengan torehan waktu 07.294 detik.
Baca (juga) : Hasil Juara Kawahara IRC IDC 2018 Wonosari Yogyakarta
Jadi borong podium ya ! Mau tahu rahasia mesinnya ? Menurut penuturan Benny Sastro Atmojo akrab disapa Benysta selaku mekanik yang juga ikut hadir memberi support pebalapnya, bahwa itu semua tidak lepas dari trik memaksimalkan efisiensi gas bakar sampai mentok. Sirkulasi bahan bakar isap dan dan buang mendekati kapasitas maksimal. Identik disebut efesiensi volumetrik.
Memang sich, jarang yang mendekati 80 persen. Maksudnya, bahan bakar yang harus terbakar di ruang bakar seharusnya 156 cc. Angka ini 80 persen didapat dari isi silinder 195 cc. Benysta juga menjelaskan bertarung di trek Lanud Gading Wonosari, maka kompresi diplot pada tekanan 14,5. Rumusan tersebut, aman terkendali dalam konteks kontrol tenaga. Masih relatif mudah dijinakkan.
Angka kompresi tadi dioptimal dengan lift-klep 8,5 mm dimana diameter katup masuk dan buang ialah 25 mm dan 22 mm. Sesuai tradisi karena memang diperbolehkan aturan, maka silinder sah-sah saja digemukkan hingga 200 cc.
Dalam hal ini, Satria FU by Samudro Pitik Sukoharjo mengaplikasi piston LHK diamter 70 mm dengan pin piston 15 mm. Oh ya, langkah torak dinaikkan 2 mm dari standarnya 48, 8 mm. Hitungan Cylinder Volumenya menjadi 195 cc.
Sebagai bentuk pelayanan efisiensi volumetrik, maka pengiriman bahan bakar menggunakan Karbu gede PWK 38. Angka spuyer otomatis minta diatur ulang dengan kombinasi pilot jet diukuran 55 sedangkan main jet 128.
Baca (juga) : Serunya Balap Dragbike Final Kawahara IRC IDC 2018 Jogja, Ini VIDEO Nya
Pada sisi lain, Benysta juga menjelaskan perbandingan rasio pada Satria FU racikannya. Untuk rasio 1 dengan perbandingan 14-30, lanjut rasio 2 diangka 15-24, sedangkan persneling 3 diplot pada 19-25 dan percepatan 4 yang standar. Lalu, bagaimana dengan rasio 5 dan 6 ?
Rasio 5 dengan perbandingan 22-Std, sedangkan rasio 6 di angka 24-std. Suhubungan dengan final-gear sebagai penyalur akhir ke ban ? Benysta menggunakan gir depan dengan ukuran 13 dan belakang 39. Ok, deh selamat atas keberhasilannya ya dan kita tunggu kejutan FU dari Samudro Pitik Sukoharjo ini di event selanjutnya. D 14 N