BeritaBalap.com-Ada yang berbeda dengan pacuan Kawasaki Ninja 150 Rangka Standar yang meraih podium ke-2 dalam babak pamungkas gelaran Mizzle Hydra Dragbike Racingstart Championship yang berlangsung di sirkuit Jl. Yosomiharjo Bobotsari Purbalingga, Jawa Tengah, Minggu Kemarin (6/1).
BACA (JUGA) : Mizzle Dragbike 2019 Purbalingga : Hadir 315 Starter, Berikut Hasil Lengkap Juaranya
Yakni perbandingan gigi rasio 4, 5 dan 6 yang notabene menggunakan rasio perbandingan Ninja 150 standar pabrik. Alhasil, trik bisa buat acuan penggemar balap karapan atau yang demen trek-trekan. Maksudnya, anda bisa pakai rasio 4, 5 dan 6 orsi pabrik tetapi tetap mengikuti perubahan lain yang berlaku pada motor ini. Paham ya maksudnya !
Bicara karakter rasio standar, bagi joki Dwi Batank yang mengusung tim SDI Racing Boter selaku eksekutor paham betul cara menaklukkannya. Itu lantaran gigi yang mentransfer tenaga mesin ke roda belakang ini dianggap cocok dengan style peraih IMI award tahun 2017 ini. Dwi Batank memang senang ciri khas rasio 4,5,6 standar yang bisa dioptimalkannya saat momen transfer percepatan.
‘’Atas masukan pebalap, maka perbandingan rasio gigi 4, 5 dan 6 memang standar. Itu sangat cocok dengan karakter dan gaya balap rider, ’’terang Fauzi Boter selaku mekanik sambil menjelaskan untuk rasio 1 dengan perbandingan gigi yang 16/29, kemudian rasio 2 (19/28) yang dibuat lebih berat, Pastinya, itu lebih berat dari originalnya, sedangkan perbandingan rasio gigi 3 adalah (25/std).
Oh ya, untuk port exhaust alias lubang buangnya dibuat 30 mm yang diukur dari bibir silinder. Tenaganya mulur. Top-speed jalan terus. Pada sisi lain, Fauzi juga kasih penjelasan, bahwa untuk enaklukan trek Yosomiharjo yang sedikit menanjak pada awal start, sedangkan menjelang garis finish licin maka tekanan kompresi pada motor diplot diangka pada angka 13,5.
Rumusan itu lebih mudah dikendalikan. Demikian direalisasi dengan memapas kepala silinder setebal 1,5 mm dan piston standar dengan sudut squish 13 derajat. Yang menariknya lagi, kruk-as masih tetap perawan. Masih standar. Bahkan kapasitas mesin tetap setia 150 cc alias tidak naik stroke.
Kecerdikan mekanik belum cukup sampai disitu, untuk urusan pengabut bahan bakar menggunakan karbu standar Ninja 150 yang direamer menjadi 30 mm. Ini dikombinasikan dengan set-up pilot jet 72 dan main jet 152. Terakhir perangkat pengapian yang sederhana dan murmer alias murah meriah.
Yakni mengaplikasi otak pengapian atau CDInya Suzuki RC100 yang banyak dijual di pasaran. Terakhir, proses kompresi berujung pada perangkat pelepas gas buang atau knalpot KDX yang desainnya disesuaikan dengan kebutuhan mesin. D 14 N