Beritabalap.com-Ada suatu kejanggalan dalam pelaksanaan Grand Final Motorprix 2017 di Aceh Timur pada awal Desember nanti (2-3 Desember). Yaitu penyelenggaraan yang dilakukan di Sirkuit Non Permanen yang berada di dalam lingkup Gedung Pemerintahan.
Silahkan lihat VIDEO ini. Memang ini VIDEO tahun lalu, tetapi tetap saja banyak gedung-gedung di pinggir sirkuit. Ingat ya, problemnya bukan soal trek yang katanya sudah diupgrade alias ditingkatkan. Tapi deretan gedung di berbagai handycap dan relatif dekat dengan gedung ataupun penonton. Padahal karakternya high-speed.
Konteks tidak permanennya sirkuit untuk Grand Final Motorprix 2017 Aceh Timur ini yang menjadi pertanyaan kritis Slamet Suroto, akrab disapa Pak Totok selaku Manajer Astra Motor Racing Team Yogyakarta, disingkat ART Yogya. Jangan emosi ! Sah-sah saja beropini jika memang konteksnya konstruktif atau membangun lebih baik.
“Kan IMI mengkampanyekan pelaksanaan balap di trek permanen karena memang lebih safety. Kenapa kemudian Grand Final di lintasan non-permanen. Padahal banyak pilihan di Jawa. Misal di GBT Surabaya yang masih baru. Kita tidak disubsidi tidak masalah. Ada apa yang sebenarnya terjadi, “terang Pak Totok saat dikontak portal beritabalap.com yang paling lengkap bicara berita balap.
“Ingat bahwa tenaga MP1 (150 cc) butuh sirkuit yang memadai. Minimal runaway bandara. Tapi ingat, ini babak akhir Grand Final Motorprix 2017. Sangat kurang ideal jika tidak di lintasan permanen. Terlebih yang banyak trotoarnya. Itu logika sederhananya dan ini harus dipikirkan. Jangan sampai ada kejadian dahulu, baru kemudian evaluasi. Kata pepatah, sesal kemudian tiada guna, “tambah Pak Totok. BB1