BeritaBalap.com- Meski mesin 4 tak yang mendominasi catatan waktu tercepat di lintasan 402 meter, faktanya putaran ketiga 402 meter IDC 2024 lalu jika menengok ke entry list jelas lebih banyak starter dengan mesin 2 tak. Dengan basic mesin Ninja 2 Tak 150cc, baru berjalan di heat 1 atau di hari Sabtu 13 Juli lalu, lintasan 402 meter IDC langsung berikan kejutan dari tim kuda hitam asal Semarang.
Bara Bere 77 LART 83 yang di tenda paddock-nya hanya berisi kuda pacu mesin tegak 2 Tak ini cukup membikin banyak boss balap terhenyak. Bermodalkan 4 unit Ninja yang digarap untuk bermain di kelas Ninja Sunmory, lalu 59 Standard Bebas, dan yang paling bergengsi adalah 59 Open, keempat amunisi Bara Bere 77 LART 83 ini mampu berbicara banyak di seri 3 lalu.
BACA JUGA : Hasil Lengkap IDC 2024 201 Meter Seri 2 & 402 Meter Seri 3
Terutama spek 59 Open yang sempat tercatat tercepat di kelas 105 Kg mengalahkan kuda pacu tim-tim besar lainnya. Catatan waktu 10,317 detik yang diraih Wildan Kecil di kelas 59 Open 105 Kg ini cukup membanggakan karena satu-satunya catatan waktu yang bisa bertengger diatas dua pembalap Thailand yakni Ebon dan Ton Saleng di semua kelas 59.
“Sejujurnya aku sendiri sempat kaget koq ternyata catatan waktu Wildan bisa bagus dan tercepat di heat 1,” buka Maulana Bara Galau Prakoso mekanik dari Bara Bere 77 LART 83. Sekedar informasi saja, kelas 59 baik open maupun standar ini di IDC 402 Meter adalah kelas neraka dimana kelas-kelas yang paling banyak starternya.
Kemudian fenomena Bara Bere 77 LART 83 ini juga menarik karena tim ini bisa dibilang minim memakai part impor Thailand. “Yang pasti yang harus memakai part Thailand adalah frame DKT, kemudian kruk as set, dan blok mesin atas,” terang mekanik bersapaan Bara Bere ini.
“Kop silinder itu aku pesan yang buta karena aku mau riset sendiri dari nol, selain harga yang sudah ditune up dari Thailand dengan yang masih buta itu selisihnya separo harga lebih. Kemudian kalo kunci bisa ketemu catatan waktu terbaik di 59 Open ini sebenarnya aku sudah optimis ketemu solusinya sejak di seri 2 kemarin, itu ada di kompresi ex yg bocor dan juga setup ring piston yang ternyata harus diperbaharui setiap race selesai,” tambahnya.
Meski heat kedua atau hari Minggu catatan 10,317 detik harus tergeser oleh Ebon yang mencatatkan waktu 10,307 detik, setidaknya Bara Bere 77 LART 83 sudah berikan perlawanan yang sengit kepada duo rider Thailand dan tim-tim besar lainnya.
“Alhamdulillah aku puas dengan hasil balap ini, meski kami bukan tim besar tapi masih bisa melawan, dan part mesin kami juga masih banyak yang lokal, selama produk lokal masih bisa dipakai tetap kami pakai, biar irit balapnya,” tutup Bara Bere sambil terkekeh. dnr