BeritaBalap.com-Serem ini. Pemilik baru KTM yang juga CEO dari Bajaj Auto Rajiv Bajaj menegaskan bahwa ia akan memangkas biaya balap sebesar 50 persen. Bahkan ditegaskannya bahwa pemilik sebelumnya KTM ialah Stefan Pierer adalah orang yang serakah.
Mengacu pada hal ini, maka keputusan tersebut akan berpengaruh pada kebijaksanaan manajemen terhadap tim pabrikan MotoGP ataupun tim satelit. Dijamin ada pengurangan budget dana operasional ataupun dalam konteks riset dan pengembangan.
 

“Kami melihat ada peluang untuk mengurangi biaya overhead lebih dari 50 persen, termasuk di bagian Riset dan Pengembangan, pemasaran, operasional, dan administrasi umum. Menariknya, dari 4 ribu orang yang saat ini mulai bekerja di KTM, hanya sekitar 1,000 orang yang bekerja secara manual, kemudian 3 ribu orang lainnya bekerja di bagian administrasi, hal ini membingungkan karena karyawan manual yang membuat motor, ”terang Rajiv Bajaj, CEO Bajaj Auto saat wawancara eksklusif dengan CNBC-TV18 yang bermarkas di Mumbai India.
BACA (JUGA) : Veda Ega Pratama Balap Moto3 Tahun Depan Gantikan Furusato Yang Naik Level Moto2
“Saat ini, semua persetujuan yang terkait dengan merger dan akuisisi telah tersedia, dan saya rasa persetujuan yang perlu diperoleh dalam hal persetujuan investasi asing juga telah disetujui. Kami sekarang sedang menunggu persetujuan utama dari komisi pengambilalihan. Kami memahami bahwa hal itu dapat diperoleh pada bulan November nanti, “tambah Rajiv Bajaj.
Pada intinya, KTM dianggap melakukan hal-hal yang tidak efisien. Padahal dalam kondisi ekonomi yang tidak sehat. Ini yang disebutnya keserakahan hingga berujung pada kebangkrutan KTM.
“Kami terkejut, sebagian besar industri ini cukup terkejut dengan kecepatan semua ini terjadi. Pikiran saya kembali ke 30 tahun yang lalu ketika guru manajemen pertama saya, Dr. John Wallace, mengatakan kepada saya bahwa alasan utama kehancuran perusahaan adalah keserakahan. Saya benar-benar menyaksikan perkembangan ini di KTM dalam 12 bulan terakhir ini, “beber Rajiv Bajaj
“Pertama, keserakahan operasional yang paling baik dicontohkan dalam 2 tahun terakhir, ketika KTM Austria terus berproduksi secara berlebihan, meskipun permintaan puncak setelah COVID-19 telah mereda. Akibatnya, dealer dan distributor menumpuk inventaris lebih dari 1 tahun yang sejujurnya tidak masuk akal. Lalu, keserakahan strategis. Perusahaan sering kali masuk ke dalam bisnis yang seharusnya tidak mereka masuki. Dalam kasus KTM Austria, contoh terbaiknya adalah masuknya mereka ke dalam bisnis sepeda yang tidak memiliki sinergi nyata dengan bisnis intinya, “tambah Rajiv Bajaj. BB1
 






 
 
                  









 
                      
                     