BeritaBalap.com-Beberapa hari lalu keluar Surat Peringatan kepada pihak penyelenggara ataupun Pengprov IMI sehubungan adanya peringatan balap motor sport di trek non-permanen yang dijamin berbahaya. Disebut berbahaya, ini sehubungan dengan handling motor-sport 2 tak yang lebih sulit.
Oh ya, jangan salah persepsi, makna balap motor sport itu identik dengan kompetisi kudabesi RX King yang semakin ramai saat ini (road race). So, sesuai trend atau kecenderungan kelas Sport 2 Tak s/d 140 cc sekarang ini. Sekali lagi, bukan yang lain seperti MiniGP buat anak-anak. Mohon pahami konteks ini yang notabene adalah peringatan yang sifatnya pengulangan.
Lebih lanjut, bicara tenaga Sport 2 tak seperti RX King dijamin lebih responsif, handling lebih sulit karena body yang lebih gede, sudut putar lebih lebar dan sebagainya. Ini yang kemudian dihubungkan dengan konteks tidak safetynya sirkuit non-permanen, yaitu jarak lintasan dan penonton di pinggir sirkuit yang relatif dekat.
Dalam suatu kesempatan, penulis sempat berbicara langsung dan berdiskusi dengan Medya Saputra, Wakil Ketua Umum Bidang Olahraga Sepeda Motor PP IMI yang hadir langsung dalam seri ke-5 Yamaha Cup Race 2018 di Pangkep, Sulsel (18 Agustus). Menarik untuk lebih menggali lebih dalam makna tersurat ataupun tersirat dari surat tersebut. Boleh jadi, banyak yang kurang ataupun gagal paham. Kita harus satu persepsi, jangan beropini !
“Jadi itu adalah surat peringatan karena memang sudah pernah sebelumnya. Dalam hal ini, Pengprov IMI harus lebih paham ketika memberikan rekomendasi balap motor sport di sirkuit non permanen. Artinya, jika tetap saja diberikan, maka itu adalah tanggung-jawab Pengprov IMI dan penyelenggara, “tegas Medya Saputra.
Faktanya memang balap motor sport, terutama kategori pacuan RX King relatif ramai di berbagai daerah. Bahkan di Jabar dengan suguhan hadiah yang spesial.
“Intinya, semua ini demi kebaikan bersama. Kita berupaya meminimalisir resiko dengan langkah antisipasi. Sekali lagi saya tegaskan, jika Pengprov IMI tetap saja memberikan ijin, maka harus bertanggung-jawab, “tambah Medya Saputra yang menjelaskan pula soal sistem kompetisi Kejurnas Motoprix yang akan berubah 2019 nanti. Tapi soal ini sedang dimatangkan ya. Nanti akan disosialisasikan lebih lanjut.
Kembali ke bahasan awal. Secara logika sederhana, peringatan PP IMI soal balap motor sport di lintasan non permanen dan tanggung-jawab Pengprov IMI jika tetap kasih ijin adalah betul adanya. Portal BeritaBalap.com setuju dengan hal ini. Artinya, tidak serta-merta pihak PP IMI mengetahui ataupun mengontrol Pengprov IMI dalam hal pemberian ijin balap motor sport di daerahnya masing-masing.
Bisa dibayangkan ya, ada puluhan Pengprov IMI di Indonesia yang notabene intensitas balapan sangat tinggi dalam setiap minggu. Anyway, semua kembali kepada Pengprov IMI masing-masing daerah dalam pemberian rekomendasi kepada promotor penyelenggara. Silahkan saja dipentaskan, namun mutlak bertanggung-jawab !
Ilustrasinya begini, jika sudah ada aturan harus pakai helm di jalanan umum, maka sah-sah saja jika seseorang berani tidak pakai helm. Hanya saja, konsekuensinya adalah menanggung akibatnya jika terjadi sesuatu hal yang tidak diinginkan. Kata pepatah : Lempar Batu Sembunyi Tangan. Jadi kalau kamu berani berbuat, maka harus berani bertanggung-jawab. Ngomong-ngomong, boleh jadi salah satu solusinya balap Motor Sport ialah Latihan Bersama atau Latber. BB1