BeritaBalap.com-Beberapa waktu lalu, FIM dan Dorna serta Asosiasi Pembalap sepakat dengan adanya aturan baru balap Moto3 sehubungan larangan penggunaan swingarm atau lengan ayun berbahan karbon. Demikian yang mulai diterapkan musim 2020 nanti.
Tentu saja, arah dari peraturan ini adalah penghematan biaya motor. Jadi cukup maksimal dengan material alumunium saja. Alhasil, dapat mambantu penghematan dana bagi tim-tim kecil yang ikut bertarung di level Moto3.
Namun memang komponen ini diijinkan di Moto2 ataupun MotoGP. Untuk Moto2 dikembangkan oleh pihak produsen sasis seperti Kalex, Speed-up dan lainnya.
“Soal lengan ayun karbon diperbolehkan di Moto2, itu setelah kami tanya kepada tim, “tukas Danny Aldridge selaku Direktur Teknik MotoGP. “Kita tidak bisa menghukum speed-up yang telah menginvestasikan banyak uang dan telah menggunakan lengan ayun karbon sejak zaman Danny Kent, “tambahnya.
Pertanyaan menarik, sebetulnya berapa biaya yang dibutuhkan untuk pengembangan dan produksi lengan ayun karbon tersebut ? Diklaim dapat menelan biaya riset antara 100-150 ribu euro atau sekitar Rp. 2,3 milyar, sedangkan untuk produksinya per-unit ialah 20 ribu euro atau seputar Rp. 300 juta-an. Wow… terbukti mahal ya !
“Biayanya sulit untuk diukur saat ini. Itu tergantung pada biaya pengembangan dan pada jumlah yang diproduksi, “tegas Alex Baumgartel selaku Direktur Kalex. BB1