Beritabalap- Ini jadi kelas otentik yang masih ramai pemain. Proyeksi lawas yakni FU Wungkul 147 cc tak kalah menarik untuk diulas. Terjadi spesial juga dalam laga Final Kawahara Djava K2R IDC 2024 yang sudah rampung digelar, Minggu lalu di Sirkuit NP. Lanud Gading, Wonosari, Gunung Kidul, Yogyakarta.
Baca (Juga):Hasil Kejuaraan (201M) Final IDC 2024 Jogja
Adalah bengkel asal Tangkilan, Sidoarum, Godean, Sleman, Yogyakarta yakni RH Family yang berhasil catat best time pada kelas ini. Yap, 07.944 detik lewat aksi Joko Precil. Terkait hal ini chief mechanic yakni, bro Rizal buka suara perihal daleman motor yang kini dihargai 4 jutaan di market place, he he he.
“Kuncinya di portingan sih, oh ya untuk kompresi aku patenkan di 14,8 : 1 setelah beberapa kali nyoba, angka ini menurutku yang paling ideal. Joki nyaman bawanya dan tenaga juga maksimal sampe garis finish.”
“Kalau mesin overall ga ada yang spesial sih, karena ini kelas lawas juga regulasinya ngga aneh-aneh. Karbu Ori 38 mm, Kruk As dan Noken juga standar. Kalo buat spuyernya tak pakein 140/70. Kalau CDI aku pake Pro Drag-2 alasannya karena dari beberapa merek yang aku coba ini yang paling maksimal. Apinya bagus dan stabil.”
“Untuk knalpot, saya dibantu riset sama Erry DOS dan kita dapat support sama mas Andis DOS. Terus buat final gear aku pake-in 12/45 set merk SSS, “tambah doi.
Punggawa RH Family itu juga menuturkan bahwa untuk tarif mesin FU yang punya kapasitas 147 cc tersebut punya price spesial. Rizal juga angkat nada bahwa populasi pemain FU Wungkul bagus. Di sisi lain, doi juga menyarankan treatment scrutineering harusnya lebih detail.
“Perihal order mesin kita open mas, untuk harga bisa dibicarakan hehe jadi konsumen terima beres pokoknya. Time kami kasih garansi, kita pake data time di race box Mas, setting pakai beban 120 kg dengan time 7.8 detik di 201 m baru kita bungkus. Terus untuk penanganan pasca serah terima unit kita juga free konsultasi.”
“Pemain FU Wungkul menurutku masih rame. Cuma untuk sekrut misal bongkar lebih diperdetail aja Mas spesifiknya di sudut klep. Kita bisa cek di sudut klep, kalau standar kan kemiringan 20 derajat. Nah, kalau misalnya kemiringan jadi 19/18 derajat kan udah dipastikan sudut kelp tidak standar. Itu saja sih mas. Cuma masukan aja mas he he he, “tutupnya dengan nada jenaka. L 1 H