BeritaBalap.com-Kontrak Marc Marquez (Ducati Lenovo) akan selesai pada akhir tahun depan (2026). Menarik untuk mencermati perkembangannya. Apakah tetap di Ducati atau memilih pabrikan lain yang mengontraknya dengan cuan lebih gede ?
Namun memang problemnya adalah, apakah motornya kompetitif jika pindah ke motor lain. Yang pasti pula, masih belum terlihat alias sama-sama buta sehubungan perfoma motor untuk regulasi baru 850 cc musim 2027 nanti. Namun memang banyak yang memperkirakan dengan basic dan set-up mesin Ducati yang sudah oke sekarang ini, maka itu menjadi modal penting hingga tetap paling jos.

Tentu saja, konteks ini yang akan jadi pijakan juara dunia MotoGP 2025 tersebut. Ducati diklaim memiliki potensi besar untuk tetap mempertahankan kontrak Marc Marquez jika memang motornya tetap paling oke.
“Saya memiliki mentalitas yang sama, jika kamu cepat dan kamu bahagia, dan kamu tersenyum di satu tempat, maka jangan pindah. Mari kita lihat. Anda tidak pernah tahu, karena olahraga berubah dari hari ke hari, ”tegas Marc Marquez yang dilansir Berita Balap dari Crashnet.
Yang menarik, tokoh senior MotoGP Carlo Pernat memprediksi berbeda bahwa Marc Marquez itu sangat ingin kembali ke Honda karena memang memiliki kedekatan sendiri.
BACA (JUGA) : Apa Itu Seksisme Yang Masih Dirasakan Bos Tim Gresini Nadia Padovani ?
Karir pembalap asal Spanyol usia 32 tahun tersebut memang sangat cemerlang di Honda sebelum kemudian Honda RC213V tidak kompetitif lagi hingga Marc Marquez cedera serius di Jerez Spanyol (2020).
Bahkan disebutnya ada skenario menduetkan Marc Marquez dengan adik tirinya VR46, Luca Marini yang saat ini sudah bersama Honda. Ini demikian strategi promosi yang optimal dan menghebohkan.
“Honda ada di hati Marc Márquez, dan Alberto Puig akan melakukan apa saja untuk membawanya kembali ke garasi. Jika Honda terus berkembang secara teknis, saya pikir Jepang akan menawarkan sesuatu, dan Marc Marquez tidak akan ragu jika mereka menjaminnya motor yang kompetitif, “tutur Carlo Pernat yang saat ini menjadi manajer pribadi dari Jorge Martin, Enea Bastianini dan Tony Arbolino.















