Transmisi Matic & Boost Meter, Piranti Vital Dragrace di Era Mesin Diesel

BeritaBalap.com- Kemajuan teknologi memang bisa merubah tradisi maupun mindset manusia. Contoh konkrit adalah dalam dunia dragrace saat ini, dimana mindset transmisi manual yang dahulu identik lebih racing daripada matic ternyata mindset itu telah berubah saat era mesin diesel naik daun di kancah balap lurus roda 4.

Transmisi automatic atau yang biasa disebut singkat matic justru saat ini yang lebih sering dipakai di mobil-mobil ber-powertrain diesel. Entah itu di kelas-kelas all motor diesel ataupun di kelas-kelas bracket time. Mesin diesel yang skema pembakarannya berbeda dengan mesin gasoline atau bensin memang identik dengan torsi tinggi.

Karakteristik dari mesin diesel inilah mengapa transmisi matic lebih aman dipakai daripada transmisi manual.Terlebih dengan teknologi transmisi matic saat ini yang lebih maju dengan torsi konverter yang didalamnya ada perangkat “clutch assy” dimana update perangkat ini berfungsi mereduksi slip pada torsi konverter sehingga bisa meneruskan putaran mesin ke poros transmisi gearbox matic dengan rasio 1:1.

koizumi

Tidak hanya disitu, update di sektor “electrical control transmision” bisa mengatur perpindahan percepatan yang sesuai antara putaran mesin dengan angka torsi maksimalnya sehingga power output mesin bisa dikeluarkan secara optimal dan tentunya aman pada perangkat gearbox.

Terkait dengan update teknologi transmisi matic tadi, mesin diesel yang karakteristik torsinya besar lantas diperuntukkan untuk balap yang pastinya dioprek lagi perangkat mesinnya seperti upgrade turbo set dan sebagainya sehingga torsi mesin akan lebih besar lagi maka resiko jebolnya gearbox pasti besar. Nah dengan dibantu kecanggihan terbaru teknologi transmisi matic saat ini tak heran jika banyak pembalap ataupun mekanik saat ini lebih memilih menggunakan transmisi matic daripada manual untuk balap diesel.

“Kalo pengalaman saya selama ini balap diesel resiko gearbox jebol justru jika pakai manual, karena kalo pake manual pembalap telat oper gigi bentar aja jelas memperpendek usia gearbox untuk jebol,” jelas Adi owner dari Performa Autoforia Jogja. “Fakta di lintasan balap saat ini justru lebih sering terjadi gearbox manual usianya lebih pendek daripada gearbox matic, saya mengira teknologi transmisi matic di Toyota 1KD maupun 2KD itu mirip persis dengan yang dipunyai Toyota Harrier,” yakin owner bengkel spesialis diesel yang juga pegiat dragrace Yogyakarta ini.

Piranti berikutnya adalah boost meter atau boost gauge. Piranti ini juga tak kalah vital dalam kancah balap diesel karena piranti ini ditinjau dari aspek prioritas justru lebih penting daripada tacho meter atau rpm meter. Diesel yang jelas power maksimalnya dibantu oleh turbo, jelas boost meter adalah kunci saat start dimana pembalap bisa tahu mesin akan mencapai power maksimal dari boost meter ini.

BACA JUGA : Indo Drag Race Championship (IDRC) 2024 Round 2 : Tegak Lurus Pada Prinsip Melestarikan Kelas-Kelas Bergengsi

“Pemasangannya terkoneksi dengan vakum turbo, setiap mekanik berbeda dalam setup mesinnya, ada yang 0,5 bar ada juga yang 1 bar ataupun selanjutnya, nah biasanya pembalap akan lepas pedal rem saat putaran mesin sudah mendekati angka boost maksimalnya,” jelas Brian Wicaksana alias Kobe yang merupakan salah satu juri dragrace langganan area Jateng-DIY.

Dengan kondisi seperti diatas, tak heran jika mobil diesel memiliki trik balap tersendiri yang pada akhirnya ini adalah tantangan baru di jagad dragrace Indonesia. Jika sebelumnya kaki kiri dipakai untuk menahan pedal kopling kini justru kaki kiri sedikit merapat ke kaki kanan untuk menahan pedal rem sekaligus kaki kanan menginjak pedal gas untuk dapatkan angka boost turbo yang diinginkan. Sensasi baru yang menarik bukan? dnr

Facebook Comments

You May Also Like