BeritaBalap.com-Sekjen dari Asosiasi Pabrikan (MSMA) Jan Witteveen memprotes keras perfoma ban Michelin yang dipakai dalam MotoGP. Mantan Direktur Balap Aprilia ini melakukan survey ke berbagai tim MotoGP saat seri Qatar lalu. Konteks ini yang kemudian diangkatnya agar Michelin dapat lebih serius menghasilkan ban yang kompetitif.
“Saya cukup terkejut dengan situasi yang saya temukan. Saya berbicara dengan banyak orang yang terlibat, termasuk dengan pebalap. Situasinya memang aneh dari sudut pandang keamanan, “ujar Jan Witteveen yang berkewarnegaraan Belanda dan sudah pernah membawa 23 gelar juara dunia bagi Aprilia dan 120 kali kemenangan GP sejak 1980 hingga 2004.
Sebelumnya memang Valentino Rossi merasa takut dengan ketahanan Ban Michelin setelah The Doctor menjalani pengujian. Ban belakang yang dipilihnya diprediksi tidak akan optimal dalam 22 lap di trek Losail, Qatar. Apa sebab ? Karena bobot ban sudah berkurang 0,8 kg padahal baru menjalani separuh perjalanan.
Pada bagian lain, pebalap sering melaporkan masalah kualitas ban dimana dua jenis ban yang sama tetapi memiliki karakteristik yang berbeda. Atapun ban yang sebetulnya berkompon lunak namun catatan waktunya tidak lebih cepat. Termasuk soal alokasi ban seperti yang dialami Jack Miller di Qatar dimana ia tidak memiliki ban belakang baru untuk sesi kualifikasi kedua (Q2).
“Di Michelin perilaku bisa angat berbeda, itu bisa terjadi bahwa ban belakang tetap konstan untuk sementara waktu dalam balapan kemudian langsung menurunkan berat. Sedang ban depannya, banyak rider yang mengeluh. Ketika mereka berupaya menekan, karakter ban berubah-ubah, “tambah Jan Witteveen.
Sebelumnya lagi memang kinerja Ban Michelin mengalami banyak masalah. Apa saja ? Diantaranya pada tahun 2015 saat fase ujicoba dibanyak pebalap yang terjatuh karena kurang berkualitas ban depan, lanjut Februari 2016 dalam ujicoba di Sepang Malaysia dalam kecepatan 300 km/jam dimana ban milik Loriz Baz (Avintia Ducati) pecah.
Tidak hanya itu, juga dalam latihan bebas 4 (FP4) MotoGP Argentina, kembali pecah ban dialami Scott Redding (Pramac Ducati). “Menurut pendapat saya, ban Michelin memiliki struktur yang berbeda dari sebelumnya Bridgestone. Jepang membangun sebuah ban dengan struktur yang cukup kaku dan keras, disamping pula Michelin mmiliki dimensi yang lain. Mereka telah memutuskan 17 inch, bukan 16,5 inch. Struktur ban Michelin lebih lembut daripada Bridgestone. Mereka bekerja dalam rangka yang lebih lunak dan kompon karet yang keras. Saya tidak mengerti mengapa tim, MSMA dan Dorna sebagai penyelenggara tidak lagi menekan produsen Perancis tersebut untuk mendesain ban yang bekerja secara konsisten, “tukas Jan Witteveen. BB1