Memasuki putaran ke 2 gelaran Kejurnas Grasstrack 2018 Region II (28-29/04) di hantui bayang-bayang gelaran balap cakar alias grasstrack liar. Imbasnya, gelaran Kejurnas Grasstrack yang sudah di kemas maksimal oleh Giri Cilik Racing (GCR) di atas lintasan Yonif 312 Kala Hitam, Subang sepi penonton dan starter.
Hampir 50 % jumlah starter mengalami penurunan, pun demikian dengan jumlah penonton. Bandingkan saja angkanya. Tahun 2017 lalu di lokasi yang sama gelaran Kejurnas Grasstrack yang juga di kemas oleh GCR dan MSR di ramaikan oleh 334 starter. Sedangkan untuk gelaran saat ini jumlah starter yang mengikuti event Kejurnas Grasstrack hanya 156 starter saja.
“Ini sudah yang kedua kali kami mengemas Kejurnas Grasstrack tetapi jadwalnya bentrok di satu lingkup Pengprov IMI. Kalau dulu jarak antar event agak berjauhan, tetapi yang sekarang tempat eventnya sangat berdekatan. Terus terang kami selaku promotor sangat dirugikan. Semoga, dalam hal ini Pihak Pengprov IMI Jabar bisa menindaklanjuti kejadian ini,” sesal H. Mukhtar Kusuma bersama Anton Supena, selaku Promotor dari GCR dan MSR.
Logikanya, penonton pun sepi karena dengan berkurangnya starter maka suatu gelaran balap menjadi kurang bergairah, pastinya jadi kurang greget untuk ditonton. Pada sisi lain, GCR dan MSR selaku pihak penyelenggara sudah sangat memaksimalkan event ini. Maksudnya, penataan lay out sirkuit yang memiliki pajang 1200 meter dengan 12 tikungan, 2 table top, 6 jumpingan serta handicap yang syarat technical ini sudah sangat di perhitungkan.
Pagar BRC tertata rapih, sehinga hal ini meminimalisir penonton untuk masuk kedalam lintasan. Intinya, factor safety baik untuk penonton maupun grasstracker yang tancap gas pada gelaran Kejurnas Grasstrack sudah sangat di perhitungkan dengan baik. Okay ya,… Sampai di sini bisa pahami jika pihak penyelanggara sudah bersungguh-sungguh mengemas gelaran event.
Memang, jika kita mengacu pada regulasi PP IMI apabila ada gelaran Kejuaraan Nasional (Kejurnas) Grasstrack yang masih dalam satu lingkup Pengprov IMI, maka tidak boleh ada event balap Grasstrack lain. Pastinya, hal ini sudah banyak yang tahu dan paham..!
Nah,…!!! Gelaran Kejurnas Grasstrack putaran ke-2 ini bentrok dengan gelaran balap cakar tanah bertitel Matic Sumedang Fun Race 2018 (28-29/4) yang berlangsung di sirkuit Kosambi DMOY, Situraja, Sumedang, Jabar. Bahkan, event grasstrack liar ini ada pamflet yang secara terang-terangan di sebar luaskan melalui media sisoal. Diklarifikasi lebih lanjut ke Pihak Pengprov IMI Jabar, dalam konteks ini diwakili oleh Irvan Octavian selaku Kabid Roda Dua Pengprov IMI Jabar langsung memberikan komentar.
“Atas kejadian ini saya mewakili Pengprov IMI Jabar meminta maaf kepada Penyelenggara (GCR-MSR) Kejurnas Grasstrack 2018 Subang. Untuk event Grasstrack di Sumedang itu tanpa rekom dari IMI Jabar, sebelumnya sudah kita larang makanya tidak keluar rekom resminya karena bareng sama Kejurnas Grasstrack 2018 di Subang, namun mereka tetap bandel menyelenggarakannya. Selanjutnya, kita akan panggil Pihak Penyelenggara event Grasstrack di Sumedang dan akan kita tindaklanjuti sesuai aturan yang berlaku. Sebelumnya, Pengprov IMI Jabar juga sudah melaporkan Promotor balap liar grasstrack bernama Herman Denox, tentunya untuk memberikan efek jera,” terang Irvan Octavian yang hadir di Kejurnas Grasstrack 2018 Subang.
Kejadian yang sungguh miris..! Bayang-bayang balap liar grasstrack yang berbenturan dengan Kejurnas Grasstrack seharusnya bisa di antisipasi. Sekali lagi ini menjadi PR besar buat IMI Jabar, dalam konteks untuk lebih menertibkan Promotor balap liar event grasstrack di wilayah Jabar. Tentunya, semoga IMI Jabar makin maju. Pastinya, hal ini juga di butuhkan peran dari pihak-pihak yang bersangkutan sekaligus berweang untuk menindak lanjuti gelaran grasstrack liar yang berlangsung di wilayah Jabar. Harold & Khumar