BeritaBalap.com- Semenjak joki-joki Thailand datang berkompetisi di balap lurus 402 meter Indonesia, banyak pihak menyorot tajam aksi-aksi mereka. Tampil digdaya dan sempat membuat gusar joki Indonesia faktanya di seri 2 IDW kemarin dominasi joki Thailand tampak tak sekuat waktu di IDC 402 meter seri 3 lalu terutama di kelas 59 baik open maupun standard. Lantas kenapa?
Pertama yang perlu digaris bawahi adalah dua event dragbike ini masing-masing memiliki regulasi yang berbeda. Terutama di kelas-kelas 402 meternya dimana IDC tak memakai Reaction Time (RT) sedangkan di IDW kelas 402 meternya masih memakai RT. Jika memakai referensi NGO Thailand, memang disana tidak ada RT di kelas manapun, sama seperti IDC.
Dari sini jelas di IDW secara rule of the game pembalap Indonesia jelas lebih diuntungkan karena sejak awal dragbike di Indonesia memakai RT. Salah satu contoh adalah di kelas 59 Standard Modif di IDW seri 2 lalu dimana Wildan Kecil sebagai jawaranya memiliki catatan RT 0,013 detik, sedangkan Ton Saleng memiliki RT 0,126 detik padahal secara catatan waktu 60 Feet dan ET akhir lebih unggul Ton Saleng dengan 1,620 detik dan 10,595 detik, sementara untuk Wildan Kecil tercatat 1,631 detik untuk 60 Feet dan 10,610 detik di ET.
Faktor semakin menguasainya mekanik Indonesia akan kuda pacu kelas-kelas diameter piston 59 mm juga menjadi penentunya selain tentunya tadi faktor privilege joki Indonesia secara rule of the game.
“Motor kencang kalo joki tak mumpuni juga sulit menjadi tercepat, begitupun sebaliknya, jadi dua faktor motor dan joki memang yang menentukan untuk balap dengan reaction time seperti ini,” jelas Bara mekanik dari LART83 Barabere77 TomoSpeedShop.
Dalam konteks joki Thailand ini Koh Hans dari Tekno Tuner pun punya sudut pandang tersendiri. “Sebenarnya Tekno Tuner memakai joki Thailand itu awalnya mereka yang tertarik untuk balap di Indonesia, karena mereka tertantang dengan RT, kan di negaranya sana tidak ada RT cuman ET saja, nah akhirnya kami fasilitasi mereka untuk balap disini,” jelas Koh Hans.
“Selain itu tim akan mendapatkan keuntungan lainnya selain bisa mendapatkan input riset di motor-motor kami, juga pembalap lokal kami bisa mendapatkan banyak pelajaran dari joki-joki Thailand ini, sedikit demi sedikit ini dapat membawa pengaruh positif kepada joki-joki Indonesia,” lanjut koh Hans.
BACA JUGA : Kiki Paiko, Satu Lagi Murid Perguruan GDS Mulai Konsisten Podium di Event Besar
Yups… Memang jika dicermati lebih dalam di catatan waktu mulai dari RT, 60 Feet, ET, hingga total time-nya, jelas joki-joki Indonesia banyak yang lebih unggul dalam skill tembak lampu alias RT. Selanjutnya joki Thailand seperti Ton Saleng, Ebon, maupun Arm Rayong rata-rata catatan RT-nya masih diatas 0,100 detik semua.
BACA JUGA : Hasil Juara Dragbike & Superbike IDW Seri 2 Gold Series 2024 Jogja
Tapi bukan tidak mungkin seiring semakin tingginya jam terbang joki-joki Thailand ini balap di Indonesia, mereka bakal menguasai skill tembak lampu di RT. “Salah satu kelebihan joki Thailand itu adalah profesionalisme mereka bagus, secara mood dia juga selalu positif tidak pernah mengeluh banyak alasan, nah karakter ini yang ingin kami bangun di tim kami agar joki Indonesia bisa belajar dari joki Thailand,” tutup Koh Hans. dnr