BeritaBalap.com-Tentu saja, harapan setiap pembalap belia potensial adalah menuju balap internasional. Itu cleared. Pembinaan yang digaungkan Astra Honda Motor (AHM) sangat menggoda, adalah menuju Honda Thailand Talent Cup lanjut Asia Talent Cup dan seterusnya menuju Red Bull KTM Rookies, JuniorGP, Moto3 dan Moto2. Semoga kedepan bisa sampai ke MotoGP.
Bapak-bapak dari anak-anak berlomba serius agar anaknya yang masuk Astra Honda Racing School (AHRS) dapat menerobos alias diterima. Terlepas adanya asumsi konteks racing-politic atau politik dalam dunia balap yang bermain dengan ketidak-fairan dalam beberapa konteks, tetapi secara manusiawi itu yang diincar bapak-bapak.
Yang menarik, ada fenomena saat ini sehubungan pembalap-pembalap yang merasa sudah tidak memiliki kans atau potensi menuju balap internasional di Honda akan berpindah ke tim biru alias Yamaha. Kenapa demikian ? Kenapa tidak stay saja diatas pacuan Honda buat balap nasional 2025 ?
Sedikit ilustrasi fakta saja. Reykat Yusuf, mantan rider ATC kabarnya ke tim biru tahun depan. Mohon maaf untuk yang selanjutnya ini, identitasnya dirahasiakan. “Mas, ada info untuk masuk tim biru tahun depan, “demikian isi WhatsApp (WA) salah satu orang tua dari pembalap potensial Honda. “Mas, bisa jadi tahun depan saya pindah Yamaha jika…, “demikian pula ungkapan orang tua salah satu racer Honda.
Yuk kita bahas ! Hal pertama, bahwa mereka memang harus berpikir realistis. Itu kunci dalam kehidupan. Maksudnya, bapak anak tersebut ataupun masukan dari orang atau pihak terkait yang memberikan solusi yang nyata. Artinya, jika tidak ada potensi menuju balap internasional kenapa harus dipertahankan.
Pada sisi lain, tim-tim biru atau Yamaha yang privateer atau non pabrikan berani balap internasional (ARRC). Tahun depan kemungkinan ada 2-3 tim AP250, belum lagi yang UB150.
Ingat ya mereka privateer. Apakah ada tim Honda yang demikian ? Dipastikan belum berani. Cukup AHRT saja. Belum lagi, potensi untuk berada di tim-tim besar nasional Yamaha ataupun privateer lebih terbuka. Banyak sekali pilihannya.
Yang pasti pula, ketika pindah ke tim-tim besar berbasic Yamaha, maka mayoritas tim tersebut memiliki pacuan-pacuan 2 tak yang memang sedang ramai populasinya. Mereka juga terlibat dalam gelaran club-event besar di tanah air. Fakta di lapangan, tim besar Honda tidak mainan balap 2 tak, termasuk tidak ikut club event besar yang banyak tersaji.
Belum lagi ketika bicara peluang untuk menang, terutama di strata Expert dan Novice yang modifikasi mesin sudah ekstrim. Analisa penulis, untuk level skill spesial dari Andi Farid Izdihar, akrab disapa Andi Gilang saja kesulitan sekali dengan perfoma GTR150. Walaupun tahun ini RPM MX King sudah dibatasi 14.000. Tidak bebas lagi.
Bisa dicek dalam klasemen Expert OP1 dibawah ini yang notabene jauh tertinggal di deretan 5 besar. Bisa dibayangkan dan dilogika sederhana jika pembalap tersebut levelnya dibawah skill Andi Gilang. Dijamin makin sulit dan sulit. BB1
Klasemen OP1 (OnePrix 2024) :