BeritaBalap.com-Pada akhirnya, pihak manajemen Sirkuit Sentul (PT. Sarana Sirkuitindo Utama) memberikan respon atau tanggapan. Yaitu mengeluarkan Surat Perihal Jawaban Permohonaan Maaf Atas Tindakan Disiplin. Ini sehubungan permasalahan tim Yamaha GHP HDS Pirelli dengan pihak Sentul saat seri ke-2 Yamaha Sunday Race 2018, beberapa Minggu lalu. Dalam hal ini dengan Racing Committee, Bapak Dani Sarwono.
Jadi ini merupakan akhir atau tutup-kasus dari konflik selama ini. So, jangan diperpanjang lagi atau sengaja dibuat panjang ya. Surat ini juga sudah dengan tembusan ke Ketum PP IMI, Wakil Ketum Bidang Olahraga Motor, Sekjen, Ketum IMI DKI Jakarta, Ketum IMI Jabar dan lain-lain. Lengkap pokoknya ! Kuat secara hukum dan logika hukum !
Inti dari surat, bahwa pihak manajemen Sentul mengapresiasi niatan orang tua dari Galang Hendra Pratama dan Aldi Satya Mahendra yang meminta maaf dengan mengunjungi Bapak Tinton Soeprapto. Pihak Sentul juga menyebut bahwa Galang Hendra dan Aldi Satya adalah aset nasional sebagai rider muda berprestasi di tingkat nasional dan internasional.
Lebih lanjut, sebagai upaya pembinaan attitude, maka Sentul memberikan tindakan dan kebijakan yang mendidik. Yaitu larangan tampil untuk 1 (satu) seri Kejurnas dan Yamaha Sunday Race 2018 Sentul kepada manajemen Yamaha HGP HDS Pirelli dan pembalap Galang Hendra Pratama dan Aldi Satya Mahendra. Juga tidak diperkenankan latihan di Sentul sampai dengan poin pertama tadi dipatuhi. Paham ya !
Menyangkut isi lengkap Surat Sentul, ada di bawah berita ini. Lebih lanjut, bagaimana dengan tanggapan pihak Yamaha Indonesia ? “Sebenarnya sejak minggu lalu, masalah ini sudah selesai dan hari ini saya menerima cc surat dari Sentul tersebut. Dengan hukuman tersebut, Galang tidak bisa berlatih dan Aldi kehilangan poin cukup berarti. Artinya tersisa 1 seri Yamaha Sunday Race yang bisa dia ikuti, maka peluangnya berat untuk meraih juara dengan ketertinggalan poin tersebut, ”terang M Abidin, General Manager After Sales & Motor Sports PT. Yamaha Indonesia Motor Manufacturing (YIMM).
“Dengan adanya mediasi dan adanya surat tersebut, menurut saya cukup mendidik. Jika masih ada berita-berita yang tidak menyertakan kami sebagai narasumber di beritanya, itu berarti sebagai berita yg tidak benar karena tidak ada fungsi Social Control yang melibatkan pihak terkait langsung, “tambah M Abidin yang siap pula mengevaluasi hal ini secara internal dalam penyelenggaraan race.
Pada bagian lain, pihak manajemen Yamaha GHP HDS Pirelli juga menerima keputusan ini dan siap melaksanakannya. Gitu dong, harus berjiwa besar. “Kami mengapresiasi keputusan ini sebagai pembelajaran dan pengalaman untuk keluarga dengan bentuk penalti kepada Aldi yang harus kehilangan poin di 2 kejuaraan dan Galang sebagai tim GHP juga dikenakan sanksi sehingga tidak bisa berlatih untuk persiapan balap. Kami berterima kasih kepada YAMAHA dan semua pihak atas dukungan spirit. Semoga dengan keputusan ini membuat Galang dan Aldi tumbuh menjadi pembalap yang lebih professional, “ucap Hestu Prahendra, ayahanda dari Galang Hendra dan Aldi Satya.
Pastinya, konteks ini sebagai sebuah proses pembelajaran sosial (Social Learning) menuju kedewasaan. Kan rider MotoGP sekelas Valentino Rossi dan Marc Marquez saja bisa salah. Hanya memang hukuman mereka selama ini justru lebih ringan. Cukup turun grid-position ataupun hanya penalti hukuman waktu sekian detik. Mungkin Indonesia lebih kejam ya, hehehehehe…
Sampai disini, sekali lagi ditegaskan bahwa kasus ini closed alias sudah ditutup ya (case closed). Semoga tidak ada pihak yang tetap keukeuh mengangkat topik berita dengan tinjauan pihak lain yang tidak terkait langsung. Percuma kalau sekedar opini, tidak akan berpengaruh. Ini sudah closing dari pihak Sentul, mari pulang ke rumah masing-masing dan berbenah diri. Ini bulan suci Ramadhan. Yuk berbuat baik sebanyak mungkin ! Yang pasti, ini menjadi pelajaran dan kita evaluasi bersama hingga kedepan harus lebih baik. BB1