BeritaBalap.com-Menarik ini untuk dibahas agar kita menemukan sebuah persepsi. Bukan opini yang menuju debat kusir. Artinya, kita mengedepankan aturan yang ada. Demikian jika merujuk pada surat Bos Tim Yamaha Aditama kepada IMI Jawa Tengah. Lebih tepatnya sehubungan dugaan pelanggaran yang terjadi. Kita sebut dugaan pelanggaran untuk mengedepankan asas praduga tidak bersalah ya.
Jadi isi Surat Dugaan Pelenggaran tersebut adalah menyangkut pembalap seeded Aqsal Ilham yang mana dalam beberapa kelas di Kejurnas MotoPrix 2025 Boyolali Jawa Tengah tidak mengikuti sesi kualifikasi tetapi dapat menjalani race atau balapan.
Intinya, tidak perlu ikut kualifikasi Sabtu, tetapi dapat ikut balapan Minggu. Disini perdebatannya. Kalau di balap MotoGP, WorldSBK, ARRC dan lain-lain dijamin tidak diijinkan. Bagaimana di level nasional kita ? Menjadi makin seru dibahas karena kategori ‘supporting class‘ yang diikuti ‘tanpa kualifikasi‘ tersebut (bebek 2 tak std 125 dan 116 cc serta Ex MP2) menjadi kelas penentuan hadiah juara umum senilai 10 juta (Juara Umum Expert).
BACA (JUGA) : Standing Poin Kejurnas Motoprix 2025 Hingga Seri Ke-2
Pertanyaan kritisnya, apakah memang diperbolehkan ? Ada yang berpendapat, itu sesuai tradisi. Ada juga yang berpendapat, itu memang tradisi tetapi tidak sesuai regulasi atau peraturan. Mana yang benar ? Demikian harus diperjelas dan dipertegas, terlebih jika berhubungan dengan konteks kelas yang menjadi perebutan juara umum dengan sejumlah uang.
Lebih lanjut, konteks ini sudah Berita Balap dan Video Balap konfirmasi kepada Deputy Olahraga Motor PP IMI, Haji Eddy Saputra. Menurut pendapatnya tidak boleh sesuai regulasi jika pembalap yang tanpa mengikuti kualifikasi, kemudian tiba-tiba ikutan race. Beliau menyarankan untuk pihak terkait mengirim surat kepadanya. “Jadi tetap kirim surat kepada IMI Jateng dan tembusannya PP IMI (Deputy Olahraga Motor PP IMI). Nanti kita pelajari lebih lanjut dahulu, “tukas Haji Eddy Saputra saat dikontak Berita Balap dan Video Balap. BB1
