Balap Liar : Antara Adrenalin Junkie Dan Bahaya

Bicara tentang balap liar (bali) memang tidak pernah akan ada habisnya. Jiwa muda yang sedang bergejolak, proses pencarian jati diri serta keinginan untuk menunjukan keberadaannya menjadi faktor utama para pelaku bali. Tantangan berpacu diatas kendaraan dengan kecepatan tinggi yang mengantarkan kenikmatannya untuk menuju titik adrenalin menjadi daya tarik tersendiri bagi para pelakunya.

Ketagihan untuk melakukan hal-hal nekat yang memacu adrenalin dengan membuat frekuensi detak jantung meningkat tajam menjadi kenikmatan yang diburu para pelaku bali. Adrenaline junkie merupakan sebutan untuk orang yang kecanduan adrenalin. Pecandu adrenalin ini suka dengan bergbagai macam aktivitas yang memberikan tekanan sehingga memicu pelepasan adrenalin.

Asep “Robot” Permana Sidiq, kapok ngegas balap liar dan lebih memilih balap resmi

Tak heran jika bali menjadi magnet tersindiri bagi para penimat adrenalin junkie meskipun memiliki resiko membahayakan yang sangat tinggi. Meskipun, harus berbenturan dengan penegak hukum, masyarakat setempat maupun bahaya yang selalu mengintai tiap kali mengadakan bali.

koizumi

Jalanan aspal umum yang lengang dan memiliki trek lurus yang relatif panjang merupakan tempat faforit untuk menggelar bali. Sebagian besar pelaku bali yang masih tergolong remaja lebih mengedepankan ego nya ketimbang memikirkan efeknya.

Sani Kedot dragster senior asal Bandung, pernah celaka karena balap liar

“Bener banget. Waktu itu yang ada dipikiran cuman senengnya aja. Enggak mikirin apesnya. Dulu pernah, waktu pas bali ada razia. Aku dikejar-kejar polisi sama warga sekitar. Untung aja waktu itu masih bisa kabur pake motor yang dipake bali,” Kenang Asep “Robot” Permana Sidiq dragster asal Sumedang yang sekarang prestasinya sedang naik daun diajang Dragbike dan mengaku kapok ngegas di balap liar dan lebih memilih balap resmi.

Masih beruntung,…!!! bahaya bali tidak sedikit mencelakakan diri sendiri termasuk mengancam keselamatan sesama pengguna jalan lainnya. Jatuh dari motor saat melakukan bali yang mengakibatkan luka hingga meregang nyawa. “Tahun 2012 pengalaman yang sangat bisa saya lupakan saat bali. Waktu itu saya terjatuh dari motor. Luka hebat menimpa bagian wajah, terutama bagian bibir. Bahkan lidah hampir putus,” kisah Sani Kedot dragster senior asal Bandung yang pernah memperkuat tim Anker Sport ini.

Sejak saat itulah Sani Kedot memutuskan untuk berhenti melakukan aktifitas bali dan lebih memilih balap resmi. “Beruntung banget masih diberi kesempatan untuk tetap ngegas motor. Tentu saja di event resmi, bukan di bali lagi. Meskipun butuh waktu yang lumayan lama untuk pemulihan. Baik pemulihan luka, maupun pemulihan mental dari rasa trauma,” tutp Sani. Edhot

Facebook Comments

You May Also Like