BeritaBalap.com-Menarik pengakuan pebalap senior Honda Trijaya, Fitriansyah Kete yang mengaku sangat senang dengan rencana penyelenggaraan Grand Final Motorprix 2018 di Sirkuit Gelora Bung Tomo (GBT), Surabaya pada sekitar November 2018 nanti.
“Sejak dahulu, saya lebih senang lintasan permanen dari yang non-permanen. Keamanannya lebih terjamin, “ujar Fitriansyah Kete saat berbicara dengan penulis lewat Live-Video. Saat itu penulis didampingi langsung Rudi Hadinata selaku pemilik dan manajer tim Honda Trijaya yang menaungi Kete. Berlangsung saat kita makan-makan di kota Bandung, sedang Kete sedang di rumahnya, Kaltim.
Sekilas informasi saja, Kete yang berasal dari Samarinda, Kaltim dipastikan bertahan di tim Honda Trijaya untuk musim 2018 ini. Maklum saja, Kete yang menyelamatkan Honda di balap level Motorprix 2017. Terbukti hanya Kete yang prestasi jawara MP1 (150 cc) Motorprix 2017 region Jawa.
Selebihnya di berbagai region, untuk kelas seeded MP1 (150 cc) dan MP2 (125 cc) direbut pasukan Yamaha. Yamaha memang dominan di Motorprix 2017. Sayangnya memang Kete kalah di Grand Final Motorprix 2017 di Aceh Timur karena terjatuh, padahal sedang memimpin jalannya lomba.
“Kalau trek GBT Surabaya, kita pernah main disana saat final Motorprix 2017 Jawa. Aspalnya oke walaupun belum selesai 100 persen. Intinya, sirkuit yang permanen memang saya senangi. Kita bisa optimal karena lintasannya lebih baik sehubungan safety. Tidak terhalang trotoar, tiang listrik dan lain yang biasa ada di lintasan non-permanen, “tambah Kete yang notabene di musim 2018 akan dikawal pula duo seeded lainnya, Anggi Permana dan Dicky Ersa. BB1