Ibnu Sambodo ‘Pak De’ : Kalau Regulasi Sport 250 Lumrah Jadi Perdebatan, Kalau Sport 150 Biarin Saja Tanpa Sunat RPM

BeritaBalap.com-Ibnu Sambodo, akrab disapa Pak De, mekanik senior dan pemilik tim Manual Tech Yogyakarta memberikan pendapatnya sehubungan regulasi balap nasional dalam Kejurnas MRS 2025. Yap, ini memang menjadi perdebatan dan kontroversial. Banyak pendapat dan pastinya ada kepentingan pula.

Menurut mekanik yang pernah menghantar beberapa pembalapnya meraih Juara Asia kelas UB150 beberapa kali, juga Jawara AP250 dan Supersport 600, menegaskan bahwa lumrah saja ada perdebatan sehubungan regulasi Sport 250 cc karena memang perbedaan silinder mesin antara CBR250R dan YZF-R3 (321 cc).

“Secara teknis, itu perbedaan perfoma standarnya sekitar 20 persen-an. Jadi memang lumrah saja ada perdebatan serius. Yang pasti, jangan disamakan motor Asia ya, “tukas Ibnu Sambodo saat bertemu Berita Balap dan Video Balap dalam rangkaian balap Asia ARRC 2025 Mandalika.

koizumi

BACA (JUGA) : Alhamdulillah, Operasi Cedera Tangan Aldi Satya Mahendra di Yogyakarta Berjalan Lancar

Faktanya memang saat seri ke-3 MRS 2025 dimana sudah dilakukan revisi aturan (adendum) dalam 4 titik, tetapi tetap saja R3 yang mendominasi podium. Sebelumnya R3 sudah dikurangin limiter RPM dan bobotnya ditambah, juga Honda ditambahkan lagi limiter RPM dan bobot diperingan. Itu yang disebut 4 titik.

Sampai disini, jangan salah persepsi lagi, ada perbedaan signifikan dari perfoma CBR150R lokal dan yang dipakai Astra Honda Racing Team (AHRT). Itupun diakui Ibnu Sambodo yang juga pernah membawa pembalap binaannya merebut juara nasional kasta bebek saat di tim Suzuki ataupun Kawasaki.

Nah, yang dikritisi Pak De adalah kategori Kejurnas Sport 150. Menurutnya tidak perlu RPM R15 disunat (limiter RPM 13.800) setelah CBR150R diperbolehkan ganti piston dan klep masuk bisa lebih besar dari r15.

“Biarin saja untuk Sport 150, jangan disunat RPM R15. Kan sama-sama Sport 150, juga sudah dikasih toleransi ganti piston dan klep. Ini tantangan mekanik Honda untuk bisa bersaing. Kalau alasannya part mahal, itu salah pabrikan mereka sendiri yang membuat susah. Lagian selama ini sudah berjalan dalam beberapa tahun belakangan, juga tidak pernah ada perubahan signifikan untuk Kejurnas Sport 150, “tambah Pak De yang bermarkas di Jl. Gito Gati Sleman Yogyakarta. BB1

Facebook Comments

You May Also Like