BeritaBalap.com-Dalam hitungan beberapa hari kedepan, maka siap dipentaskan seri ke-3 Motoprix 2018 di Sirkuit Lanud Gading, Wonosari, Gunungkidul, Yogyakarta. Jadi ini adalah Bandara TNI AURI yang masih berfungsi dan setiap tahun menjadi venue penyelenggaraan Kejurnas Balap Motor region II (Jawa).
Infonya, posisi sirkuit akan digeser ke arah timur. Jadi semakin luas dan pastinya semakin menantang. Sekilas informasi saja, Lanud Gading punya runaway alias landasan pacu 1400 meter. Namun yang dijamin lebih menantang adalah pertarungan dua merk ban, yaitu IRC Fasti dan Pirelli yang siap kembali adu-tanding. Adu kualitas produk di dunia Balap !
Dalam konteks ini, IRC Fasti2 yang bertipe semi-slick dan Pirelli Diablo Rosso Corsa II. Itu jika bertanding dalam kondisi trek kering. Yang menjadi ujian kedua produk tersebut ialah kekuatan kompon ban saat dihajar dalam cuaca sangat panas dan dalam menu puluhan lap.
Jadi bukan hanya di lap-lap awal. Namun yang lebih penting ialah 10-15 lap ke atas. Lebih banyak sliding yang tidak terkontrol hingga terjatuh atau masih stabil. Disini pembuktiannya. “Kita siap mengadu kekuatan kompon ban saat panas terik sekali, “tukas Dodiyanto, Marketing Product Development PT. Gajah Tunggal Tbk sebagai produsen Ban IRC yang siap hadir langsung di Motoprix 2018 Yogyakarta.
Diprediksi kuat, kekuatan IRC akan bertumpu pada tim Yamaha Bahtera Racing dan Yamaha Oryza serta Fast Tech Yogyakarta, sedangkan Pirelli akan mengandalkan ART Yogyakarta dan Honda GCRT. Itu yang disebut diantaranya saja ya. Kepanjangan kalau ditulis semua pasukan.
Selebihnya adalah tim-tim yang disponsorin FDR, namun memang secara regulasi tidak boleh menggunakannya dan mereka lebih banyak memilih IRC. Itu terbukti saat putaran ke-2 Subang, Jabar lalu. Catatan penting bahwa prediksi cuaca di Yogyakarta dalam beberapa hari ini adalah cerah dengan suhu 22-33 derajat celcius dan kelembaban 55-90 persen.
Bukan rahasia umum, bahwa trek Lanud Gading Yogyakarta punya cuaca panas yang spesial. Mayoritas hajatan balap disini berjalan dengan panas terik matahari yang langsung menghantam di ubun-ubun kepala. Fisik terkuras dan mesin diuji reliabilitynya. Maklum saja, berada di alam terbuka dan berada pula diatas ketinggian (dpl) yang cukup lumayan. BB1