BeritaBalap.com-Frame atau rangka alumunium pada kudabesi dragbike di Indonesia sebenarnya sudah lama ada. Namun saat itu sasis aluminium masih diproduksi di luar negeri alias impor. Jadi bisa dibilang hanya tim atau dragbiker berstatus ‘Sultan’ atau tajir kelebihan saja saja yang mampu memakainya. Maksudnya, ada yang mungkin mampu tetapi sayang duitnya habis hanya untuk beli frame.
Di tahun 2019 ini, fenomena rangka alumunium muncul kembali dan menjadi bahan pembicaraan saat AP87 yang berkolaborasi dengan Aitech merelease frame aluminium akhir tahun lalu dan mulai banyak yang memakai di seri 2 Kawahara IRC IDC 2019 kemarin di Sirkuit Sijago Kebumen, Jawa Tengah (22-23 Juni).
BACA (JUGA) : IDC 2019 Kebumen : Diramaikan 635 Starter, Ini Hasil Juara Lengkapnya,…!!!
Ada yang unik dalam konteks rangka aluminium ini, dengan kelebihannya yang menonjol dari segi bobot yang ringan, tentunya akan menjadi pertanyaan saat rangka ini dipakai dalam 6 kelas utama IDC 2019 yang tentunya masih mengacu buku kuning IMI dimana ada aturan bobot minimal motor dengan pembalap yang diperbolehkan.
Dalam hal ini, otomatis rangka alumunium hanya efektif dipakai di kelas FFA 350 cc dimana saat ini di kategori ini bobot motor tanpa tambahan pemberat dengan berat pembalap masih melebihi diambang batas minimal yang diperbolehkan.
BACA (JUGA) : Klasemen Sementara IDC 2019 : 4 Joki Jatim Penguasa Kelas Open, Siapa Saja ?
Beda cerita dengan 3 kelas lainnya yang masih diperbolehkan custom rangka seperti; Bebek 130 cc Tune Up IDC, Sport 2 Tak 155 cc Tune Up, dan Bebek 4 Tak 200 cc Tune Up yang dimana motor harus diberikan pemberat tambahan untuk mencapai bobot minimal yang diperbolehkan sesuai regulasi.
“Memang rangka ini lebih efisien saat digunakan di FFA yang saat ini hampir semua tim memakai mesin 2 Tak Ninja 150 cc, meski sebenarnya AP87 dengan Aitech bisa bikin juga selain untuk mesin sport itu,” buka Antonius Petruk, kreator sekaligus yang meriset rangka aluminium Aitech AP87.
“Nantinya rangka aluminium ini bakal akan lebih optimal lagi pemakaiannya di kelas FFA saat ada yang memakai mesin dengan bobot lebih berat lagi dari mesin Ninja 150 cc, dan saat ini AP87 sudah mulai meriset untuk mesin KTM,” lanjut Petruk.
Tak mau kalah dengan AP87 dan juga Aitech, ternyata Kawahara juga sudah proses riset juga untuk rangka alumunium ini. Bahkan kabarnya sudah siap release nanti di seri 3 gelaran IDC 2019. Wow… mantap !
“Yang jelas sudah siap duluan baru rangka alumunium untuk mesin 5TP, tapi jika mengacu pada regulasi IDC 2019 memang yang optimal untuk pemakaian harus yang untuk mesin sport Ninja 150 karena untuk saat ini mesin itu yang dipakai di kelas FFA,” ungkap Tusuf Tuduse chief mechanic road race team Kawahara Racing yang juga sebagai tim R & D Kawahara Racing yang berada di bilangan Meruya Selatan, Jakarta.
“Melihat yang terjadi kemarin di IDC di kelas FFA sudah banyak yang memakai rangka aluminium tersebut kemungkinan besar rangka untuk mesin sport dari Kawahara akan kami kebut agar sudah mulai bisa dikenalkan sekaligus dipakai di seri 3 IDC 2019 nanti,” bisik cowok yang biasa disapa Ucup ini. dnar