BeritaBalap.com-Pemilik tim LFN HP969 Haji Putra Rizky sangat tidak setuju dengan rencana aturan pembatasan latihan hingga H-15 jelang hari H gelaran Kejurnas OnePrix 2023. Menurut logika sederhananya, apabila itu diterapkan, maka akan merugikan banyak pihak.
BACA (JUGA) : Awas ! IMI Siap Tegak-Lurus Tegakkan Aturan Kuota 27 Starter Demi Kualitas MotoPrix Meningkat
Utamanya pemilik sirkuit yang selama ini mendapat keuntungan dari penyewaan trek. Belum lagi soal efektifitas tim yang bisa jadi harus bolak-balik untuk latihan. Maksudnya, berupaya latihan sebelum H-15 tetapi kemudian pulang dan harus comeback lagi pada hari Rabu atau Kamis sesuai planning peraturan yang beredar.
“Ini sudah disosialisasikan dengan pihak pemilik sirkuit belum ? Mereka bisa teriak karena kehilangan pemasukan. Menurut saya, jika regulasi itu ada, maka tidak efektif. Harus dibatalkan. Tim juga akan berupaya latihan sebelum H-15 dan kemudian kembali lagi. Kan ini justru membuat biaya akomodasi menjadi lebih besar lagi, “ucap Haji Putra Rizky, pengusaha muda super sukses yang Minggu lalu (11-12 Feb) sukses meraih podium terbaik atau jawara Kejurnas Sprint Rally 2023 di Bandung dalam kelas paling bergengsi (M1).
BACA (JUGA) : Terbukti Spesial ! Haji Putra Rizky Podium Juara Kejurnas Sprint Rally 2023 Bandung
Ketika konteks ini, penulis cross check dengan pihak terkait, ialah Medya Saputra selaku Direktur On Road Olahraga Motor PP IMI mengatakan adanya permasalahan serius apabila aturan yang direncanakan OMM tersebut diterapkan. Artinya, masih akan dibicarakan dan didiskusikan lagi.
“Saya belum tahu soal itu. Nanti saya koordinasi dengan OMM. Sebetulnya, wacana ini sudah cukup lama. Namun memang problemnya adalah, pemilik sirkuit akan marah kepada saya. Misal ownernya trek Sentul. Mereka kehilangan banyak pemasukan seperti selama ini. Belum lagi soal siapa yang menjamin atau menjaga sirkuit agar tidak dipakai pembalap OnePrix. Kan ini sulit dalam kontrolnya. Siapa yang jaga tiap hari di lintasan. Jadi akan saya tanyakan lagi, “ucap Medya Saputra saat dikontak penulis.
Alhasil, logika common sense atau akal sehat Haji Putra Rizky diatas memang logis juga. Layak menjadi frame of reference atau kerangka acuan pihak terkait karena ini berhubungan dengan stake-holder atau pemangku kepentingan, juga complicated alias sulitnya dalam langkah kontrol di trek selama H-15 sebelum event yang dilarang. BB1