BeritaBalap.com-Ada sebuah kutipan syair menyentuh dari penyair Khalil Gibran bahwa : “Kerja itu adalah Cinta Yang Mengejawantah”. Artinya dengan bekerja, maka itu adalah bukti Cinta Yang Nyata kepada orang-orang yang kita kasihi.
Boleh jadi konsep demikian yang menjadi inspirasi Wawan Hermawan. Pemilik sekolah balap WH-19 Racing School (Ciamis, Jabar) yang juga mantan pembalap nasional ini kasih contoh segar kepada kita untuk terus berupaya dan bekerja di tengah masa sulit pendemi Covid-19.
Wawan Hermawan berani dan pantang menyerah untuk menekuni bisnis penjualan gula merah ke berbagai daerah. “Hitung-hitung mengisi waktu, Mas, “tukas Wawan Hermawan yang juga ayahanda dari pembalap potensial, Decksa Almer yang bernaung di tim Astra Motor Racing Team Yogyakarta (ART Jogja).
Yang pasti, usaha gula merah yang kemudian populer diplesetkan ‘gula balap’ ini dilakoni sendiri dengan penuh cinta dan kesabaran. Tidak peduli rasa kantuk dan membelah keheningan malam sampai ke ujung timur Pulau Jawa. Faktanya, Wawan Hermawan ikut langsung mengirimnya dengan transportasi truk yang dimiliki. Itulah bukti Cinta Yang Nyata.
“Jadi timing dan momen yang tepat, Mas. Sebetulnya sudah cukup lama ingin menjalaninya, bahkan pernah disuruh orang tua saya sekitar tahun 2009 untuk menseriusi usaha penjualan gula merah ini dengan berhenti balapan, tetapi saat itu saya pilih fokus di balapan saja”.
“Nah, saat pendemi karena banyak waktu yang nganggur, lebih baik saya manfaatkan. Bapak memotivasi untuk saya mencobanya. Jadi kalau bapak memang sudah sejak 1988 menjalaninya, “terang Wawan Hermawan yang juga membuat koperasi untuk produk gula semut dan gula cair yang diekspor.
Lebih lanjut, bagaimana dengan konsumen yang didapat dan kemudian terus berkembang ? Berapa kira-kira penjualannya untuk setiap bulan ?
“Kalau soal konsumen, memang menarik, Mas. Kadang tanpa diduga hadir. Misal saat kita istirahat di suatu tempat, ketemu orang baru dan ngobrol-ngobrol, kemudian cocok dan mereka ikut membeli. Ada juga yang dari teman, “ucap Wawan Hermawan yang menyebut penjualannya antara 60-80 ton, Mas per-bulannya. Kalau saat puasa bisa 80-100 ton. Wow.. mantap !
Oh ya, Wawan, sapaan akrabnya juga menambahkan harus memodifikasi truknya agar dapat mengangkut gula lebih banyak dimana untuk setiap kali keberangkatan bisa membawa 10 ton.
Satu sisi penting dari keputusan ‘cinta nyata’ Wawan Hermawan ini adalah upaya pemberdayaan ekonomi masyarakat. Memberi manfaat bagi banyak orang. Konteks ini yang kemudian penulis tanyakan dan sangat betul adanya. Begitu penting dan terasa pengaruhnya.
“Jadi yang memasok gula merah ke saya itu 3 agen, Mas. Setiap agen itu, isinya sekitar 10 orang pekerja, “tambah Wawan Hermawan yang juga pemilik sebuah yayasan sekolah SMK di wilayah Ciamis. Mantap bro, barakallah ya, amin. BB1