BeritaBalap.com-Aturan maksimal komsumsi 22 liter (sejak 2016) untuk mesin MotoGP dirasa kurang untuk pacuan prototype 1000 cc yang memiliki tenaga sekitar 260 HP (Horse Power). Tidak peduli dengan sasis alumunium ataupun tubular, tidak peduli mesin V ataupun in-line, tidak peduli pula fairing standar ataupun aero diklaim ukuran 22 liter itu pas-pasan.
Bukan sekedar bicara, terbukti saat MotoGP 2017 Misano Italia dimana Johann Zarco (Tech3 Yamaha) harus kehabisan bahan bakar sebelum finish hingga harus menuntun motornya. Secara logika sederhana, bahan bakar 22 liter dirasa begitu mepet untuk jarak tempuh seputar 110-120 km dalam suatu balapan.
Terlebih dengan trek yang banyak akselerasi seperti Red Bull Ring Austria ataupun lintasan lurus yang relatif panjang seperti Misano. Sekilas info saja, tangki motor yang sangat ringan diposisikan di bawah jok. Agar tidak bergeser, ada semacam pons alias busa. Kalau isinya, ada yang pakai Elf, Shell, Repsol dan lainnya.
Pada sisi lain, ada fakta menarik bahwa regulasi 22 liter itu juga tidak sesuai dengan fakta di lapangan. Tim harus bekerja keras untuk menentukan berapa kapasitas bahan bakar yang tepat. Maksudnya tidak mungkin diisi 22 liter. Apa sebab dan apa logikanya ? Sebuah ilustrasi saja, bahwa saat suhu dalam tangki bahan bakar sebesar 25 derajat, maka volumenya menjadi 22,209 liter.
Kan ini yang disebut tidak sesuai. Jika suhunya 5 derajat, maka volumenya setara 21,791 liter. Dalam konteks ini, memang tim harus melakukan penelitian serius saat latihan untuk melihat berapa banyaknya bahan bakar yang dibutuhkan untuk balapan nanti. Sebetulnya paling aman, tangki sedikit dibesarin dan kapasitas ditambah lagi, misal 23 liter. Seperti saat 2016 dinaikkan dari peraturan 20 menjadi 22 liter. BB1