BeritaBalap.com-Hadir kembali wacana untuk mengurangi power motor MotoGP. Tujuannya untuk menghindari terjadinya resiko dari sebuah kecelakaan. Demikian menyusul terjadinya beberapa insiden hingga ada yang cedera serius hingga meninggal dunia.
Makin menjadi, ketika top speed atau kecepatan puncak dari motor Ducati GP21 ataupun KTM RC-16 menembus angka 362,4 Km/Jam di Losail Qatar dan Mugello Italia. Ini dicetak oleh Johann Zarco dan Brad Binder.
BACA (JUGA) : Quartararo Tuntut Yamaha Tambah Top Speed Agar Tidak Terlalu Tertinggal Ducati
Konteks ini yang kemudian ditanggap oleh Bos Ducati, Paolo Ciabatti. Bahwa top speed motor yang terus bertambah tidak berhubungan langsung dengan crash yang terjadi selama ini.
“Jika kamu melihat kecelakaan yang terjadi di Mugello, maka itu terjadi dengan motor yang sangat ringan dan tidak terlalu cepat. Namun demikian, kejatuhan itu memiliki konsekuensi yang sangat mengerikan. Itu sebabnya kamu tidak boleh terlalu berkonsentrasi pada kecepatan tertinggi, “terang Paolo Ciabatti selaku Direktur Olahraga Ducati.
“Ya, kami melihat rekaman dari Zarco di Doha. Tapi dia memiliki tailwind dan kemudian meletakkan titik pengereman di ujung lurus, dia eksekusi. Brad Binder menyamakan kecepatan ini dengan KTM di Mugello. Tapi saya pikir bahaya dalam sepeda motor berasal dari dinamika beberapa kecelakaan, kecepatan bukanlah faktor penentu”.
BACA (JUGA) : Siapa Yang Paling Sering Jatuh Dalam 9 Seri MotoGP Yang Sudah Berjalan ?
“Kecelakaan serius terjadi ketika pembalap jatuh dan rider lain tidak dapat menghindar. Semua orang tahu bahwa tabrakan dengan tubuh manusia bisa berakibat fatal bahkan pada 50 atau 60 km/jam”.
“Gaya inersia pada sepeda motor dengan berat lebih dari 200 kg memiliki efek yang kuat dan dapat menyebabkan banyak kerusakan, “tambah Paolo Ciabatti. BB1
Klasemen Sementara MotoGP :