BeritaBalap.com-Bos tim Manual-Tech KYT Kawasaki Racing, Ibnu Sambodo mengaku bahwa ia masih dalam upaya untuk merealisasikan Ahmad Yudhistira bermain di balap Superbike 1000 Asia yang akan menjadi kategori baru dalam Asia Road Racing Championship 2019 (ARRC 2019). Jadi belum menyerah ya. Terus berupaya keras.
“Dana untuk balap Superbike 1000 cc dalam satu tahun itu sekitar Rp. 4,5-4,7 milyar. Satu unit ZX-10R sekitar Rp. 470 juta. Belum spare-part yang relatif mahal, termasuk ketersediaan mesin untuk 1 tahun antara 6-7 unit, “terang Ibnu Sambodo, akrab disapa Pak De yang bermarkas di Yogyakarta dan musim ini membawa Yudhistira di peringkat ke-3 ARRC 2018 kelas Supersports 600.
“Saya masih berusaha. Sudah ada satu perusahaan multinasional yang akan support. Namun memang masih setengahnya. Keputusan jadi atau tidaknya pada akhir Desember ini atau awal Januari nanti. Namun saya juga merelakan jika memang ada tim yang mau mengambil Yudhistira untuk balap Superbike 1000. Kalau Supersports 600 sudah tidak bisa karena regulasi batasan umur di ARRC 2019, “tambah Pak De yang mengaku bahwa prinsipal Kawasaki Heavy Industries (KHI) Jepang hanya mengarahkannya untuk balap Asia Production 250 saja (AP250).
Boleh jadi karena memang logikanya Ninja 250 yang dijual di Indonesia. Soal AP250, pastinya Manual Tech mengandalkan pelaga muda AM Fadly yang podium juara saat ARRC 2018 Thailand beberapa waktu lalu. Oh ya, infonya ada dua tim luar Indonesia yang akan memutuskan apakah akan meminang Yudhistira atau tidak.
Isunya, salah satu tim tersebut ialah pasukan privateer ONEXOX TKKR asal Malaysia yang memang akan bermain di Superbike 1000 dengan rider Azlan Shah Kamaruzzaman. Tim ONEXOX TKKR memang membuat gebrakan musim depan dengan bertarung di semua kelas ARRC, termasuk tarung pula di FIM CEV Moto. Kita tunggu saja ya perkembangan lebih lanjut Yudhistira yang kabarnya akan diputuskan pada Januari 2019 nanti. BB1