BeritaBalap.com-Pabrikan Triump sebagai pemasok mesin balap Moto2 membuktikan bahwa di seri pertama yang dihelat di Sirkuit Losail, Qatar beberapa waktu lalu, mesin yang dipakai (Triumph 765) aman terkendali.
Tidak ada gangguan. Semua berjalan lancar. Termasuk ketatnya persaingan. Lorenzo Baldassari finish terdepan hanya beda 0,026 detik saja dari Thomas Luthi. Ataupun antara Marcel Schrotter dan Ramy Gardner yang beda tipis sekali yaitu 0,002 detik dalam perebutan posisi ke-3 dan ke-4
Konteks ini yang menjadi kebahagiaan tersendiri bagi bos dari pabrikan motor asal Inggris tersebut. “Salah satu tujuan besar kami adalah bahwa pada awal musim semua motor akan berlomba tanpa kekhawatiran besar, dan kami melakukannya, “ujar Steve Sargent selaku Chief Product Officer Triumph.
“Kami telah melakukan sejumlah pengujian yang luar biasa. Kami telah mampu mengumpulkan data berharga saat menguji di trek berkat pembalap kelas atas. Faktanya bahwa kita melihat balapan yang sangat kompetitif tepat di awal era Triumph baru menetapkan patokan baru. Ini tidak hanya bagus untuk kita, tetapi juga untuk para penggemar, “tambah Steve Sargent yang berkebangsaan Inggris
Pada bagian lain, best-time alias catatan waktu terbaik juga dipertajam. Rekor tahun lalu pecah. Anyway, ini bukan soal silinder mesin Triumh 765 yang lebih besar dari Honda CBR 600RR (Moto2-2018). Tapi set-up mesin yang juga baik dan kuat. Dan ini baru langkah awal. Kan masih putaran pertama.
Artinya seiring waktu dapat jauh lebih baik lagi. Sebagai gamabaran saja, Moto2 tahun 2019 ini terukir waktu terbaik 1 menit 58,585 detik oleh Marcel Schrotter, sedangkan saat 2018 dengan torehan 2 menit 00,299 detik (Alex (Marquez). Terbukti lebih baik hampir 2 detik.
“Kami juga membuat rekor baru karena dengan begitu anda tahu apa yang bekerja pada trek dan dapat membuatnya lebih baik. Mengingat torsi, karakteristik mesin dan tenaga, maka saya tidak melihat alasan mengapa para pembalap tidak dapat membuat rekor baru, “tukas Steve Sargent. BB1