Beritabalap.com-Tercatat pernah cetak best-time 6,9 detik sebanyak 6 kali. Ninja TU korekan Ari ‘V-Reinz’ Setyawan ini kembali bikin catatan waktu fantastis. Yes, tepatnya di event Grand Final Kratingdaeng Power BG Drag Bike 2017 yang berlangsung di Sirkuit Pulau Serangan, Denpasar, Bali (1/10).
Alvan Cebonk (Malang) selaku eksekutor dapat momen torsi yang pas untuk melesat 6,802 detik dalam lintasan sepanjang 201 meter. Bukan berita hoax, tapi boleh cek di https://beritabalap.com/hasil-juara-dragbike-2017-bali-1-oktober/. “Dibanding sebelumnya, ada perubahan pada head. Perbandingan kompresi sedikit diturunkan biar lebih lebih nyaman. Hitungan buretnya dari 13 cc jadi 13,5 cc dengan squish 11°,”ungkap Ari yang andalkan CDI RGR.
Catatan Ari, Ninja TU ini berlari dibawah 7 detik oleh Alvan Cebonk sebanyak empat kali, Dicky GA tiga kali dan Bayu Ucil satu kali. Lantas apa yang jadi resepnya ? Ternyata, salah satu resep kuncinya adalah optimalkan performa knalpot. Teorinya sih, pengaruh kisaran 30% pada tenaga yang dihasilkan.
“Hitungannya mesti cermat dan detail. Paling utama diameter perut karena ngaruh pada kekuatan motor. Tapi bagaimana lebih detail ngaruhnya, nggak bisa disebutkan lebih lanjut. Hehe…,”kekeh AB. Bendol, peracik knalpot ABRT20 yang bikin Ninja TU ini disegani. Untuk kisaran diameter perut antara 39 mm s/d 42 mm.
Kata Bendol, angkanya ditentukan pada riset yakni kekuatan mesin. “Masing-masing mekanik beda karakter, misalnya pada Ninja TU ini pakai 41 mm,”jelas Bendol yang punya workshop di kawasan Pabelan, Salatiga, Jateng. So, diameter ‘perut’ memang mutlak dihitung, “Salah hitung diameter perut time bisa meleset hingga 2 seken,”ungkap Bendol yang siap memberikan masukan bagi pembeli knalpot ABRT20.
Ngomong-ngomong soal perut, iya juga sih seperti reporter portal beritabalap.com ini yang punya perut buncit. Jika perut tak terkondisikan, maka tenaga loyo kalo diajak ngetik, apalagi adu lari. Logis toh ! Ones