BeritaBalap.com- Ada yang baru dan spesial di gelaran Kawahara IRC IDC 2019 Seri 4 yang dihelat di sirkuit non permanen Jalan Lingkar Jati Kudus, Jawa Tengah, Sabtu-Minggu lalu (12-13 Oktober).
Sesuatu yang baru tersebut adalah dalam konteks scrutineering di kelas Bebek 4T 155 cc Standart Porting dimana Erdeve Indonesia selaku promotor penyelenggara menggunakan alat baru dalam mengukur profil camshaft atau noken as yang memang di kelas ini diharuskan masih standar bawaan pabrik.
“Dengan memakai alat ini, nantinya selain biar lebih fair dalam hal scrutineering di kelas Bebek 4T 155cc Standart Porting, juga agar saat scrutineering di kelas ini lebih cepat prosesnya karena alatnya simpel namun lebih presisi daripada mengukur dengan menggunakan skepmat,” buka Danung Prasetyo, crew scrutineering di sepanjang kompetisi Kawahara IRC IDC 2019. Itu foto doi menjadi gambar utama/atas berita ini
BACA (JUGA) : Hasil Juara Dragbike IDC 2019 Kudus
Anyway, kelas Bebek 4T 155 cc Standart Porting ini selalu menjadi favorit di Jateng dan DIY. Selain dibuka untuk semua strata pembalap atau open, dan juga untuk kelas pemula, biasanya kelas ini juga ada yang untuk kelas supporting lokal karesidenan. Jadi tak heran juga jika kategori ini termasuk salah satu kelas yang banyak diamati oleh banyak pembalap maupun promotor tim balap.
“Ada dua jenis camshaft atau noken as dari Satria FU yang kelas kompetisinya bernama Bebek 4T 155 cc Standart Porting, yang versi lama bentuknya lebih besar, jadi untuk alat master cam ini ada dua jenis juga sekedar untuk melengkapi jika nanti ada pembalap yang juara memakai FU model lama,” terang pria berkacamata asal kota Solo ini.
Alat ini memakai bahan aluminium yang diprofil seperti cincin yang mana cara mengukurnya dengan langkah noken as dimasukan ke dalam lubang cincin master cam. “Jadi nanti kalo noken as tidak masuk ke dalam alat ini atau saat dimasukan ke dalam alat ini noken as kocak atau terlihat ada celah rongga maka jelas motor tidak lolos scrut,” tutup Danung. dnar