BeritaBalap.com-Pebalap tim Pramac Ducati sudah lama mengincar salah satu kursi di tim Ducati. Maksudnya tidak hanya di pasukan satelit, Pramac Ducati yang selama ini dia bela. Kan manusiawi ketika seorang memimpikan dapat bernaung di tim utama.
Nah, potensi itu ebih terbuka untuk saat ini. Apa sebab ? Karena negosiasi yang rumit antara manajemen Ducati dan Andrea Dovizioso yang memang lebih diprioritaskan. Hal kedua sehubungan Jorge Lorenzo yang saat ini dilirik sebelah mata oleh tim pabrikan Italia tersebut. Fakta dan data prestasi yang melempem menjadi sebab-musababnya. Padahal kontraknya fantastis.
“Pilihan pertama saya adalah tetap di Ducati. Saya ingin duduk di tim resmi, tapi itu memang sulit. Sejauh yang saya tahu ada beberapa pembalap yang mengusulkan diri seperti Cal Crutchlow dan Andrea Iannone. Suzuki punya motor yang baik, nah Iannone merasa ditekan oleh fakta bahwa Lorenzo ingin pergi ke sana “ujar Danillo Petrucci seperti dikutip dari media Italia, Radio24.
“Prioritas Ducati sekarang adalah kontrak Dovi tapi itu rumit. Masalahnya adalah prioritas diberikan kepada Dovi dan pembaruan sangat rumit. Saya tidak benar-benar tahu alasannya, mungkin murah, “tambah Danillo Petrucci yang selama ini mengaplikasi pacuan GP18 seperti yang dipakai duet Ducati, Dovizioso dan Lorenzo.
Bukan rahasia umum, bahwa Andrea Dovizioso juga diinginkan Repsol Honda setelah Johann Zarco yang dibidik sebelumnya memilih KTM (2019-2020). Dalam satu kesempatan, Marc Marquez (Repsol Honda) juga menyebut bahwa dua pebalap yang menjadi pilihannya sebagai pendamping di musim depan adalah opsi Dani Pedrosa dan Andrea Dovizioso.
Soal Dovi memang mengaku prioritasnya ke Ducati asalkan nilai kontraknya memuaskan. Runner-up MotoGP 2017 ini tidak mau lagi dengan nilai 2,5 juta euro alias Rp. 40 milyar/tahun karena jauh dibawah nilai Jorge Lorenzo yang 12,5 juta euro atau Rp. 200 milyar/tahun. Maklum saja, prestasinya akhir-akhir ini jauh lebih baik dari Lorenzo. BB1