BeritaBalap.com-Perdebatan sehubungan hukuman penalti 20 detik yang diterima pembalap kontingen DIY Veda Ega Pratama dalam Kualifikasi Balap Motor PON XXI di Sirkuit Sentul beberapa hari lalu dijawab jelas dan tegas pihak terkait Race Direction. Media Berita Balap berkewajiban menghadirkan klarifikasi ini sebagai wujud edukasi. Sebelumnya memang sudah ada berita dari penulis dari versi Sudarmono sebagai mentor, mantan pembalap dan pemilik sekolah balap Mons54 Private. Dibawah ini link beritanya.
“Jadi Race Direction itu terdiri dari 3 pihak. Mulai IMI Delegate, Race Director dan Perwakilan Penyelenggara. Sampai disini jangan salah persepsi ya ! Bahwa yang menjawab 3 pihak penting. Bukan hanya Race Director. Itu salah. Ini termasuk juga IMI Delegate dan pihak penyelenggara PON XXI, “tegas Haji Eddy Saputra selaku Deputy Olahraga Motor PP IMI yang juga selama ini menjadi juri FIM dalam balap Asia Road Race.
Pada intinya, tidak masalah riding style tersebut dipakai jika memang tidak ada pembalap disampingnya. Maksudnya saat belok ke kanan, terus kaki kiri terlepas dari footstep untuk alasan keseimbangan.
Nah, kondisi ini disebut mengintimidasi lawan disampingnya saat race berjalan. Inti esensinya saat race berjalan ya, bukan dalam latihan. Ingat ketika ada pembalap disampingnya. Itu yang penulis tangkap dari penjelasan pihak terkait.
Dibawah ini jawaban lengkapnya dari Race Direction :
Manuver pembalap dengan sengaja atau tidak sengaja, mengeluarkan anggota tubuh (tangan dan kaki, dll) yang mengarah ke pembalap lain yang berada didekatnya, akan dikenakan sanksi tanpa mesti ada surat protes yang masuk sekalipun.
Karena itu dapat terkesan mengintimidasi, (menimbulkan rasa kuatir) atau membahayakan pembalap lain. Kecuali pembalap tersebut mengeluarkan anggota tubuh untuk alasan keseimbangan atau alasan lainnya saat tidak ada pembalap lain di sampingnya atau berada jauh dibelakangnya.
Gaya balapan yang normal itu, ketika belok kanan, maka kaki kanan yang diturunkan untuk alasan keseimbangan. Bukan sebaliknya yang membahayakan.
Kalau ada gaya atau style balap tertentu, silahkan digunakan pada saat latihan atau ketika saat tidak ada pembalap di samping atau berada jauh di belakangnya . Pembalap diwajibkan menjaga style balapnya yang tidak membahayakan pembalap lainnya saat melakukan manuver di dalam track.
Keputusan diambil oleh race direction yg terdiri dari IMI delegate, race director dan perwakilan penyeleggara.
Anyway, kalau pendapat pribadi penulis, ini keputusan yang bersifat absolut atau mutlak. Tidak dapat diganggu-gugat. Soal opini sah-sah saja hadir ! Lumrah. Manusiawi.
Jangankan level nasional PON, dalam balap dunia MotoGP saja, kadang muncul opini dari pembalap ketika ada lawannya yang dianggap membahayakan dan wajib diberikan penalti, tetapi juri FIM menganggap itu tidak masalah dan tidak perlu mendapat hukuman. Itu tadi sekedar ilustrasi saja bahwa pihak terkait penentu keputusan punya sudut pandang tersendiri. BB1 (Ket FOTO : Tribun Jogja)