Kejurnas Supermoto 2024 Seri 1 Yogyakarta : Ini Alasan Hilang & Berubahnya Beberapa Kelas Tahun Lalu

BeritaBalap.com- Ajang kejuaraan nasional Supermoto Race musim 2024 seri 1 sudah sukses tergelar di sirkuit non permanen komplek stadion Mandala Krida Yogyakarta 26-27 April kemarin. Nah ternyata di 2024 ini ada perubahan nama kelas dan bahkan hilangnya beberapa kelas yang untuk dimerger dengan kelas yang sudah ada sebelumnya.

Selalu berbenah untuk lebih baik, Genta Auto & Sport promotor dari kejurnas Supermoto Race yang dikomandoi pasutri Mariachi Gunawan dan Ivan Harry Nugroho ini mengaku jika perubahan pada beberapa kelas ini juga dari masukan peserta.

BACA JUGA : Hasil Lengkap Superchallenge Supermoto Race 2024 Jogja

koizumi

“Jadi dalam penyelenggaraan event balap kami selalu berdiskusi dan meminta masukan dari semua pembalap yang berkompetisi disini karena ini toh untuk mereka juga,” buka Mariachi.

Hilangnya kelas Trail 250cc singkat cerita kelas ini hampir identik dengan kelas FFA 250 dimana selama beberapa tahun terakhir di evaluasi untuk spek motor dan pembalap pun sama di dua kelas ini sehingga di 2024 kelas Trail 250 dimerger dengan kelas FFA 250. Kemudian pergantian nama kelas ada di kelas komunitas untuk dirubah menjadi kelas Rookie.

Mariachi Gunawan & Ivan Harry Nugroho komandan Genta Auto & Sport

“Jadi di kelas Rookie ini sebenarnya adalah pengganti kelas komunitas, jadi starter di kelas ini harus yang murni belum pernah menjadi pembalap profesional atau murni dari komunitas. Karena sebelumnya jika aturannya kelas komunitas, pembalap bisa ikut kelas ini dengan membawa surat rekomendasi dari komunitas. Untuk itu, baik aturan dan nama kelas kami rubah menjadi Rookie,” timpal Ivan Harry yang tentunya sudah sangat paham kondisi lapangan karena doi juga kroser nasional.

Mengenai wacana dan permintaan perubahan spek sirkuit yang diharapkan bisa mengakomodir skill pembalap jalur tanah yang hingga 2024 ini masih menjadi pembicaraan di dalam paddock, Genta Auto Sport juga masih mencari solusi yang pas untuk itu. Karena kendala utama yang jelas adalah lahan sirkuit yang bisa digarap seperti demikian yang tentunya sesuai dengan kriteria sponsor utama juga untuk menjadi venue event.

“Seperti wacana kita mau bikin jumpingan atau obstacle knock down yang bisa digeser-geser itu juga sudah kami pikirkan, karena kan ada beberapa motor peserta tak semuanya mampu untuk terus dipakai terbang-terbang, kalo kelas FFA jelas mampu karena motor build up, tapi untuk kelas non FFA masih ada motor lokal yang jelas sangat riskan untuk terus-menerus dipakai terbang,” tutup Ivan Harry. dnr

Facebook Comments

You May Also Like