Kenapa MX King Lebih Dominan Dari GTR/Sonic di Final OnePrix 2019 Surabaya ?

BeritaBalap.com-Mengacu data valid hasil juara, maka kudabesi Yamaha MX King terbukti lebih unggul dan lebih tangguh dari Honda Supra GTR ataupun Honda Sonic 150R. Itu dalam konteks podium juara pada 3 kelas utama (Expert, Novice dan Rookie) di gelaran final OnePrix 2019 Surabaya (9-10 November).

BACA (JUGA) : Hasil Juara Final OnePrix 2019 Surabaya (10 November)

Sonic cukup podium juara dalam satu kali saja oleh Radeta Arya Khafi (Astra Motor Racing Team) pada race awal (1) kategori MP3 (Rookie). Selebihnya semua podium terbaik direbut MX King. Bahkan yang posisi 1 dan ke-3 dalam kelas paling bergengsi (MP1) juga milik MX King. Itu dalam 2 race yang tersaji. Termasuk pemegang pole-position alias grid terdepan.

koizumi
Rafid Topan (kanan) dan pemilik tim (Fritz Yohanes) yang sukses memborong podium juara MP1 dalam 2 race

“Secara body dan sasis, MX King dapat lebih optimal di Sirkuit GBT. Chamber-chamber yang high-speed menjadi makanan empuk MX King. Silahkan jor-joran tenaga dan torsi disini, termasuk mau RPM sampai 15 ribu asal memang unsur reliabilitynya diperhatikan, “terang Leon Chandra yang menghantar Rafid Topan (PARD) meraih podium juara dalam 2 race kelas MP1 (Expert).

BACA (JUGA) : OnePrix 2019 Surabaya : Rafid Topan Double Winner MP1, Ini Rencana Bos Tim PARD (2020)

“Sebetulnya, saya bisa dari awal mengambil Kete. Tapi enakan di belakang saja. Lebih santai karena semua sudah kebaca. Saat tinggal lap akhir, baru saya libas, “tukas Topan yang pastinya sukses mengantongi duit hadiah senilai Rp.20 juta.

BACA (JUGA) : Hot News : GP Valencia Terancam Batal, Tonton Videonya

Hal senada diucapkan kiliker Bima Aditya dan Gendut GDT Racing. Mereka sepakat bahwa sirkuit gede yang high speed seperti GBT memang lebih cocok dengan MX King. Bisa melawan dan melibas lawan !

Bima Aditya (Yamaha Aira) : MX King lebih potensial main di GBT Surabaya

“Konsepnya memang sudah berbeda ketika bicara MP1, MP2 dan MP3 yang boleh memodifikasi mesin. Kan ini bukan kelas ECU Std yang wajib dengan throttle-body standar. Menurut saya, trek high-speed seperti GBT memang sangat cocok dengan MX King. Kita bisa memaksimalkan Horse Power dan torsi lewat pengoptimalan porting. “tukas Bima Aditya, mekanik tim Yamaha Aira saat ditanya setelah ridernya meraih grid terdepan dalam kualifikasi. Bima menyebut, saat ini ia bermain dengan porting hingga 90 CFM (Cubic Feet per-Minutes). Sebelumnya di angka 87 CFM.

BACA (JUGA) : Bos TV One Pastikan OnePrix 2020 Berlanjut, Katanya Lebih…

“Menurut saya, kalau GBT ini semua motor di posisi yang sama. Punya potensi untuk kencang. Tinggal mekaniknya saja. Namun memang di GBT ini, MX King bisa lebih bebas dalam hal modifikasi. Tidak terjerat lintasan lurus yang pendek ataupun tikungan yang sempit-sempit. Intinya, MX King bisa lebih menunjukkan potensinya jika main di sirkuit besar, “timpal Gendut GDT Racing yang juga mekaniknya Yamaha Racing Indonesia (YRI) di pentas ARRC 2019 (UB150).

Oh ya, Gendut GDT Racing yang notabene sedang meriset aplikasi klep YZF-R25 yang dimodif ulang pada MX King sukses menghantar Aldi Satya Mahendra merenggut juara umum MP3 (Rookie), juga M Erfin yang finisher ke-3 dalam dua race MP1 (Expert). BB1

Facebook Comments

You May Also Like