Lorenzo Jadi Korban Politik Ducati Yang Sebetulnya Mau Berhemat ?

BeritaBalap.com-Sesaat setelah pebalap Jorge Lorenzo (Ducati) menang di seri MotoGP Mugello, Italia (3 Juni), banyak media luar dan penggemar yang menyayangkan keputusan manajemen Ducati yang sudah lebih dahulu secara informal melepas Lorenzo.

Disebut informal alias belum menjadi pengumuman resmi karena berita-berita utama di banyak media, sudah kerap menegaskan pernyataan keputusan bos-bos Ducati yang lebih memilih Danilo Petrucci. Sebut saja big boss Ducati Domenicali, kemudian General Manager Ducati Corse yaitu Dall’Igna, Direktur Olahraga Paolo Ciabatti dan manajer tim Tardozzi.

Memang sempat ada klaim dari manajernya Lorenzo, dalam hal ini Albert Valera bahwa Ducati mencoba merayu, namun dijawab “Sudah Terlambat” karena memang Repsol Honda yang resmi mengontrak juara dunia motoGP 2010, 2012 dan 2015 tersebut. Apakah itu betul adanya atau hanya permainan politik saja ? Niscaya, Ducati belum berbicara kepada Petrucci sebelumnya.

koizumi

Nah, sisi lain yang perlu dicermati, bahwa dengan langkah Ducati mengontrak Petrucci, maka ada penghematan uang  yang luar biasa. Media asal Jerman, Speedweek.com menyebut bahwa Petrucci dibayar 200 ribu euro atau Rp. 3,2 milyar saja untuk per-tahunnya di tim Pramac Ducati.

Diprediksi kuat, Petrucci dibayar Ducati antara 400.000 euro hingga 1 juta euro saja alias sekitar Rp. 6,5-16 milyar. Ducati memanfaatkan harapan Petrucci yang bernafsu ingin di tim pabrikan. Pastinya, nilai tersebut jauh dibawah kontrak Lorenzo yang bernilai 200 milyar per-tahun (2017-2018).

Itu yang disebut penghematan signifikan. Walaupun Lorenzo mau saja diturunkan namun tetap tinggi jika kemudian dikalkulasi dengan ngambeknya Dovizioso yang ingin kontraknya dinaikkan karena berprestasi di 2017.  Ducati dan Dovizioso sempat negosiasi alot sehubungan topik kontrak tersebut.

Patut dipahami, bahwa pada Desember lalu, Ducati kehilangan sponsor gedenya, perusahaan telekomunikasi TIM. Padahal sudah menopang Ducati secara signifikan selama 13 tahun. Pastinya pula, hal ini akan mempengaruhi kebijakan musim depan (2019) dan seterusnya sampai dengan beroleh sponsor besar baru.

Diperkirakan butuh dana Rp. 500 milyar untuk operasional tim pabrikan dalam satu musim kompetisi. Itu belum termasuk kontrak rider. Alhasil, penghematan dibutuhkan dan wajib hukumnya. Paham ya dengan perkiraan kondisi tersebut diatas !

Namun terlepas dari konteks diatas, maka jika saja Jorge Lorenzo dapat meraih podium saat di tim Repsol Honda (2019-2020), maka dia akan menjadi bagian sejarah dari sedikit saja pembalap yang mampu meraih podium terbaik kelas utama seperti MotoGP ataupun GP500, termasuk kategori 250 & 350 cc (tahun 1960-an) pada 3 merk motor berbeda.

Seorang Valentino Rossi cukup menang di tim Honda dan Yamaha. Hanya 4 racer saja yang sudah mengukir tinta sejarah tersebut. yaitu Mike Hailwood (Norton, MV Agusta, Honda), kemudian Eddie Lawson (Yamaha, Honda, Cagiva), lanjut Randy Mamola (Suzuki, Honda, Yamaha) dan Loris Capirossi ( Yamaha, Honda, dan Ducati). BB1

Facebook Comments

You May Also Like