Mlethiz MBKW2 Kasih 2 Solusi Hindari Kenakalan Remapping Kelas ECU Std

BeritaBalap.com-Mekanik Astra Motor Racing Team Yogyakarta, populer disingkat ART Jogja, Mlethiz MBKW2 ikut merespon isu menarik yang sedang ramai di media sosial (medsos). Ini sehubungan trik kenakalan mekanik yang sengaja meremapping ECU pengapian pada kelas ECU Std Usia 12 Tahun Ke Bawah.

BACA (JUGA) : Marak Kenakalan Remapping Di Kelas ECU Std, Hokky Krisdianto Beri Solusi, Tuntut IMI Bertindak !

Secara regulasi, memang jelas dan tegas hal ini dilarang. Tidak boleh ! Dari nama kelasnya memang sudah sangat dimengerti. Lebih lanjut, karena faktanya tidak ada proses scrutineering sehubungan kinerja ECU, maka ada potensi untuk merubah grafik pengapian, termasuk menaikkan limiter RPM, tambahan fuel, suplai api dan sebagainya.

koizumi

BACA (JUGA) : Awas Kenakalan Di Kelas ECU Std, Sonic 150R Bisa Diremapping ! Solusinya ?

Pada suatu kesempatan diskusi, diklaim oleh mekanik Dwix MKO Racing Jogja bahwa untuk Honda Sonic 150R sudah bisa diremapping. Ditambah pula oleh Slamet Suroto, akrab dipanggil Totok Fasttech sebagai pemilik tim Honda Fasttech bahwa ini sudah bisa dan terjadi sejak 2019 lalu. Wah.. cukup lama ya !

BACA (JUGA) : Totok Fasttech : Kenakalan Remapping ECU Std Itu Sudah Sejak 2019, IMI Harus Perbaiki

Bagaimana pendapat Mlethiz MBKW2 atas kondisi ini ? Apa solusi yang ditawarkan ? “Soal ECU remapping ini saya kurang paham, Mas. Kalau saya berjalan sesuai regulasi saja. Karena wajib ECU standar, ya saya buat standar. Tinggal saya mencari dimana celah modifikasi dan tetap sesuai regulasi, “tukas Mlethiz MBKW2 yang bermarkas di Sleman, Yogyakarta.

“Kalau memang pertaurannya mau diubah ya bisa dengan one make ECU. Pakai ECU tunggal. Tinggal nanti dikunci limiter RPM nya ataupun fuel nya. Saya sih ngikut saja jika memang ada perubahan”.

BACA (JUGA) : Kontroversi Kelas ECU Std, Harus Dibenahi, IMI Harus Peka, Libatkan Pelaku Senior !

“Bisa juga, IMI merangkul pabrikan yang siapkan ECU standar. Tinggal nanti ECUnya sebelum disebar, dikasih nomor dulu setiap ECU, kan nanti ketahuan ECU nomor sekian dipakai siapa. Saya sih, manut (ngikut saja, red), Mas daripada ribut-ribut. Balapan juga belum jelas kapan, “tambah Mlethiz MBKW2 yang saat berkomunikasi sedang menjalani olehraga gowes yang memang kerap dilakukannya selama pendemi Covid-19 ini.

Sedikit ilustrasi saja, dalam suatu waktu, tepatnya beberapa hari lalu, penulis sempat tanyakan hal demikian kepada Raymond Gunawan, mantan komisi teknik PP IMI. Intinya, dia jawad tahu dan mengerti soal kontroversi ini tetapi memang tidak punya alat untuk mendeteksi atau mengecek ECU masing-masing peserta. BB1

Facebook Comments

You May Also Like