BeritaBalap.com-Progress dari frame bahan aluminium made in lokal Indonesia yang belum genap setahun ternyata hasilnya melebihi ekspetasi dari kreatornya yakni Antonius Petruk, owner AP87 Frame yang disupport oleh brand Aitech Jakarta.
Muncul pertama di seri perdana Indonesia Dragbike Championship (IDC) 2019 Wonosari, frame ini di kelas FFA belum begitu terlihat kelebihannya karena pada saat itu baru segelintir tim yang memakai dan kebetulan banyak yang terkena jump-start.
Namun di IDC 2019 seri berikutnya di kota Kebumen, sasis ini langsung terbukti digdaya dengan kuasai 4 podium di 5 besar. Dari seri kedua IDC ini, AP87 pun rangsang pembalap untuk catatkan waktu terbaiknya dengan gelontoran hadiah tambahan sebesar Rp. 2 juta bagi pembalap pemakai frame AP87 yang sanggup catatkan waktu 6,6 detik.
Keluar pertama dengan tipe frame pipa atau bulat, tepat di gelaran seri ke-3 IDC AP87 Frame merilis lagi tipe oval yang sebenarnya memiliki karakteristik yang sama.
“Sebenarnya untuk oval itu lebih pas untuk motor dengan wheel base panjang atau untuk lintasan 402 meter atau 500 meter yang biasa dipakai di Sentul, tapi untuk kejuaran nasional 201 meter ukuran sudut rake homestir dan engine mounting kami samakan dengan type pipa bulat, “terang Antonius Petruk mantan dragbiker nasional tang sangat populer di eranya.
Meski di gelaran ke-3 IDC 2019 lalu sasis oval ini belum bisa menembus 5 besar jawara FFA atau masih kalah dengan tipe bulat, nyatanya di Minggu kemarin tepatnya tanggal 15 September rangka oval ini sanggup menjadi yang tercepat di dragbike Makassar dengan torehan waktu 6,774 detik melalui pembalap Fendi Pendol.
Berbarengan di hari yang sama di ajang Gadhuro PUAS Dragbike Series 2019 Seri 3 Cilacap frame tipe bulat yang dipakai oleh tim Bank BLB GBU RTP6 OP27 Jet Up cetak Best Time lagi di angka 6,676 Detik melalui pembalap belia Dwi AW.
“Keduanya di kelas FFA dengan mesin Ninja, ini artinya dua pilihan rangka aluminium ini baik yang oval maupun bulat terbukti mampu mendongkrak catatan waktu yang signifikan,” cetus Petruk. Selain dua nama pembalap diatas, testimoni tuner Ninja kawakan asal Jateng yakni Setiyoko Penceng pun mengakui kehebatan frame lokal ini.
“Kalo memakai frame aluminium ini tiap perpindahan gigi motor bisa melesat lepas, torsi mesin jadi terasa maksimal, “yakin Penceng. Demikian juga manajer tim Ditra Jaya Manahadap, Yudi Kencrung pun merasa semakin pede gacoan FFA-nya memakai frame aluminium ini.
“Sebelum memakai frame ini sulit rasanya tembus 5 besar, namun alhamdulillah kemarin di IDC 2019 seri 3 perdana tim kami memakai frame ini langsung bisa dapat juara 2 di di kelas FFA,” tutup manager yang biasa disapa Boss Kencrung ini. dnar