Yamaha Akui Salah Riset Selama 4 Tahun, Kok Bisa?

BeritaBalap.com – Perubahan Yamaha sejak pertengahan 2019 memang cukup signifikan. Bahkan secara struktur organisasi pun ada pergeseran. Kouchi Tsuji yang menjadi project leader M1 pun diganti Takahiro Sumi sejak awal 2019.

Sumi mengakui bahwa selama 4 tahun belakangan Yamaha M1 salah riset. Performa M1 terus merosot sejak 4 tahun lalu. “Kami akui seharusnya sejak 2 tahun lalu mengubah konsep development motor. Jika kami lakukan sejak 2 tahun lalu, mungkin saat ini (musim 2019) kami sudah memiliki level sama dengan mereka (Ducati dan Honda),” terang Takahiro Sumi.

Project leader Yamaha yang baru setahun bekerja ini mengubah strategi pengembangan motor. Jika sebelumnya seluruh pengembangan motor berdasarkan data telemetri dan data sirkuit, maka sejak 2019 Sumi memberlakukan inputan langsung dari 2 ridernya, dalam hal ini Valentino Rossi dan Maverick Vinales.

koizumi

BACA (JUGA) : Pemimpin Proyek MotoGP Yamaha Ungkap Kelemahan M1

“Basis data kami saat ini yaitu mendengarkan opini dari rider, dan itu adalah input yang paling penting. Ini kami lakukan sebelumnya dan saat ini (sejak awal 2019 hingga akhir 2019). Namun kami akan memecahkan masalah dari berbagai sudut pandang berbeda,” lanjut Sumi kembali.

Sebelum era Sumi, basis pengembangan data memang berdasarkan fakta telemetri. Hitungan angka pasti menjadi dasar pengembangan M1. Oponi rider hanya sebatas masuk telinga kiri dan keluar telinga kanan. Dan itu justru jadi bumerang.

BACA (JUGA) : Bukan Dovizioso Dan Bukan Vinales, Ini Lawan Terkuat 2020 Yang Disebut Marquez !

Sejak awal 2019 semua berubah. Contohnya ketika Maverick Vinales mengeluhkan soal M1 2019 yang memiliki kelemahan saat braking dan masuk tikungan, maka Yamaha langsung bergerak untuk memperbaiki bagian tersebut tanpa harus banyak melihat data telemetri.

“Keluhan utama Vinales adalah soal braking dan entry corner, kami langsung perbaiki area tersebut dan langsung bisa membantu Vinales,” tuturnya.

Kini Yamaha kembali mendengarkan keluhan rider selama musim 2019. Konsep dasar ini menjadi pondasi Takahiro Sumi mengembangkan M1.

BACA (JUGA) : Jika Tidak Jadi Pembalap, Marc Marquez Pilih Profesi Ini, Apa Yang Dipilih?

Opini rider kembali didengarkan. M1 2020 menjadi bukti berikutnya. Saat rider mengeluh top speed, Takahiro Sumi langsung segera mencari solusi menambah power. Dan saat tes Jerez serta Valencia, desain air intake M1 pun berubah.

Takahiro Sumi, kini menginginkan M1 memiliki basis setting yang bagus terlebih dahulu. Dalam hal ini diseluruh kondisi sirkuit, dalam keadaan base setting, M1 sudah harus bisa cepat.

“Kami akan sebisa mungkin mencari base set terbaik untuk M1 2020. Jadi tidak perlu banyak ubahan untuk beradaptasi dari sirkuit ke sirkuit. M1 2019 sudah memiliki itu, tinggal dikembangkan dengan beberapa ubahan yang disampaikan rider ke kami,” tutup Sumi. WIC

Facebook Comments

You May Also Like