BeritaBalap.com-Menarik dicermati sehubungan kasus Lenka MiniGP yang menyelenggarakan gelaran balapan Minggu lalu (12 Maret) di Jakarta tanpa Surat Rekom IMI yang seharusnya mutlak atau wajib dilakukan. Ini prosedural administratif yang sudah berjalan lama, bahkan puluhan tahun.
BACA (JUGA) : Waduh ! Event Seri 1 Lenka MiniGP Dihentikan IMI DKI Jakarta Karena Tanpa Rekom
Kabar terbaru yang diterima penulis, bahwa pihak IMI DKI Jakarta sedang menyiapkan langkah hukum untuk melaporkan masalah ini ke Polda Metro Jaya. Langkah demikian dilakukan sebagai upaya edukasi dan tertib dalam penyelenggaraan event yang memenuhi syarat adminsitratif, termasuk mengedepankan unsur safety. Menjadi pelajaran penting kedepannya.
“Jadi hal pertama yang saya tekankan, bahwa IMI DKI Jakarta mengutamakan penyelenggaraan balapan yang sesuai prosedural. Misal pengajuan, kemudian perijinan dan safety trek ataupun ketersediaaan ambulance petugas medis disana dan lain-lain. Kan ini semua buat keselamatan pembalap yang masih anak-anak. Ini harus dipikirkan serius.”
“Saya tegaskan, jangan sampai ada yang menganggap ini soal uang. Itu salah besar. Beberapa event balapan kita bantu. Itu balap FIM MiniGP juga kita bantu dengan tanpa biaya rekom. Terpenting adalah pengajuan surat dengan berbagai kelengkapan persyaratan yang diperlukan. Nah, balap Lenka MiniGP ini tidak ada satupun memenuhi syarat penyelenggaraan, “terang Haji Supriyono, Kabid Olahraga Motor Pengprov IMI DKI Jakarta.
“Kita sudah putuskan untuk mengambil langkah hukum dengan membuat laporan ke Polda Metro Jaya. Tim pengacara dari IMI DKI Jakarta sedang menyiapkan berkas pengajuan sehubungan pasal-pasal yang dikenakana, terutama tidak adanya surat rekomendasi tersebut, “tambah Haji Supriyono.
Pada sisi lain, masih dalam konteks yang sama, Haji Supriyono juga merespon langkah pihak penyelenggara yang kembali menggelar balapan ketika ia dan pihak terkait pulang. Apapun namanya, misal latihan bersama (latber), itu tidak diperbolehkan. Di IMI DKI Jakarta harus ada perijinannya.
Kabarnya memang ada dukungan dalam bentuk tanda tangan dari orang tua pembalap ataupun yang lain. Ini yang salah. Seharusnya, pihak-pihak disana memahami kesalahan sejak awal dan jangan dipaksakan karena ini tidak memenuhi peraturan. Itu logika sederhananya. Bahkan pihak IMI DKI Jakarta sebetulnya sudah melakukan pendekatan humanis dengan komunikasi sejak Sabtu, tetapi dari pihak Lenka MiniGP memang tidak proaktif.
“Kesalahan fatal Lenka lagi, jadi ketika saya dan anggota meninggalkan sirkuit sekitar jam 2 siang, mereka jalankan event. Ada bukti hasil lomba, kelas yang di lombakan ada di resultnya. Berarti mereka tetap jalankan. Alasan Pak Setiawan dipaksa main sama orang tua anak. Tetapi kita tetap minta tanggung-jawab Lenka selaku penyelenggara. Latihan bersamapun sesuai hasil Rakerprov IMI DKI ada rekomendasinya, “ucap Haji Supriyono yang menegaskan bahwa Ketum IMI DKI Jakarta mencermati masalah ini karena memang selalu berkoordinasi .
“Sekali saya tegaskan, kita bukan melihat biaya. Kalau biaya, kita biasa bantu, apalagi untuk pembinaan bisa kita bantu untuk keluarkan rekom asalkan aturan diikuti dan standar keselamatan harus jalankan biar aman dan tertib. Ini kita juga ditegur juga sama PP IMI, ada event yang tidak punya rekom tetap jalan. Kita tidak mau terkesan ada main dengan penyelenggara. Atas arahan para senior dan PP IMI, masalah ini harus tuntas, maka penyelesaian akan melalui jalur hukum. Kabid Hukum IMI DKI Jakarta Bpk. Anggana SH, MH sedang siapkan kelengkapan berkas untuk laporan ke Polda Metro dalam waktu dekat, “tambah Haji Supriyono. BB1 (Ket FOTO : istimewa)