BeritaBalap.com-Mengacu pada animonya, maka pacuan FU Porting itu tidak pernah surut dan selaku berkembang. Dengan kondisi pembatasan regulasi yang pastinya menekan budget dana, maka tak pelak juga menjadikan para juru korek alias mekanik termotivasi.
Apalagi harus memanfaatkan dan memaksimalkan ragam part standarnya. Makin bersemangat untuk menggarap apa yang disebut dengan nama FU Wungkul ini. Termasuk juga dijalani mekanik BaraBere Racing Semarang yang dipercayakan meramu besutan Satria FU milik Dhimas BK from Putra Semarang 33.
Bagaimana spesifikasinya ? Mulai langkah meningkatkan perbandingan kompresi, dimana bawaan Satria FU 10,2 : 1, lalu dinaikkan menjadi 13,5 : 1. Sampai disini, pastinya aliran gas aktif yang siap dikompresikan menjadi lebih padat. Ini penting, terlebih di RPM atas. Tenaganya makin terisi karena suplai makanan lebih banyak.
Untuk piston dan stroke masih standar pabrikan, yakni bore berdiameter 62 mm dan stroke 48,8 mm. Jadi secara kapasitas volume silinder masih diangka 147 cc. Nah, ruang silinder tersebut dikawal perangkat karburator PE 28 dengan settingan main jet 145 dan pilot jet 70
“Mayoritas pakai standar seperti klepnya juga memakai diameter 24 (in) dan 21 (ex), dan gigi rasio masih orsi, “ujar mekanik bernama lengkap Maulana Bara Galao Prakoso.
Kemudian perangkat pengapian dipasok CDI BRT dan koil YZ-125. Tenaga mesin lebih gahar di berbagai tingkatan RPM mesin. Terakhir, untuk perbandingan final gear dalam melahap trek 201 meter terpasang gir depan 13 dan gir belakang bermata 44.
Tidak ketinggalan, bahwa para pelaku FU Wungkul di Jawa Tengah dominan menggunakan velg dari produk Racing Boy, populer disingkat RCB. Baik bagian depan saja ataupun depan dan belakang.
Bicara nilai lebihnya pelek RCB yang memang sudah sangat populer di balap nasional, selain material yang kuat, juga yang tidak kalah penting ialah bobotnya yang dijamin paling ringan dibanding kompetitor di kelasnya. Termasuk harga yang dijamin lebih murah. Lebih terjangkau. Akrab dikantong. you