BeritaBalap.com-Awas fenomena balapan yang semakin kentara. Jumlah starter makin surut. Makin sepi tim yang ambil bagian. Demikian terjadi langsung dalam konteks Motoprix 2019 ataupun OnePrix 2019. Hanya ramai di awal tahun saja, selebihnya mundur alon-alon alias mundur berlahan-lahan. Hemmm…. kaya lagu Nella Kharisma saja.
Konteks ini yang kemudian menjadi perhatian Ergus OEI. Ini pemain lawas balapan. Penulis jadi saksinya saat doi eksis punya tim balap di tahun 2000-an. Juga mantan road racer sebelumnya. Kemudian memilih tidak konsen di balapan lagi. Konsennya jualan produk saja ya. Lebih prospektif dan lebih menguntungkan buat keluarga tercinta. He he he he….
BACA (JUGA) : Kontrak 3 Rider Tim PARD (OnePrix 2020) Tembus 1/2 Milyar ?
Lebih lanjut, Ergus OEI mencermati regulasi balapan nasional yang kurang ketat. Bebas-lepas saja. Padahal di level MotoGP saja ada aturan mainnya. Dorna Sports memang kasih keleluasan buat tim baru dalam berbagai hal.
“Misal soal jumlah mesin, harusnya dibatasin agar tim-tim menengah dan papan bawah dapat juga bersaing. Bukan dengan jor-joran duit dengan riset tak terbatas yang pada akhirnya membuat tim besar berkuasa. Yang menang, itu-itu saja, “tegas Ergus OEI yang bertemu penulis dalam rangkaian final ARRC 2019 di Buriram Thailand.
BACA (JUGA) : Bima Aditya Ungkap Tarif Order Mesin Di Bengkelnya The Strokes55
“Juga soal pengujian atau latihan, harusnya pula ada pembatasan. Tim kecil ataupun menengah saya jamin terbatas dalam konteks riset dan pengujian. Tidak perlu jauh-jauh, soal komsumsi ban saja. Tim besar pastinya lebih berani hingga puluhan juta karena mereka mendapat sokongan dana. Lagi-lagi, yang menang itu-itu saja. Jangan sampai balapan semakin sepi. Ini harus disikapi bersama, “timpal Ergus OEI yang notabene di final ARRC 2019 Thailand mengawal Honda Racing Vietnam bersama mekanik Erwin “Akiang”. BB1