BeritaBalap.com-Intensitas event road race di Sentul Kecil memang padat dalam 2 bulan ini. Pada awalnya memang starternya padat pula karena cukup lama libur di masa pendemi Covid-19. Banyak yang haus. Dahaganya hanya bisa diobati dengan ikut race. Itu sejak awal September.
Tetapi seiring waktu, peserta mulai menipis. Biasanya lebih dari 500-600 starter, kemudian menipis sekira atau dibawah 200 starter. Utamanya tim-tim Jateng-DIY (Yogyakarta). Tidak seperti pada awal-awal dahulu.
Ini sebuah fenomena menarik. Apakah hadir kebosanan karena balapan di Sentul melulu ? Mereka ingin suasana lain. Apakah karena duit tabungan yang semakin menipis karena sponsor juga relatif lemah letih lesu efek Covid-19 ?
“Balap di Sentul Kecil itu untuk tim kita habis 75 juta. Sekali-sekali aja, Mas. Biayanya besar kalau ikut terus, “tukas Bima Aditya, chief mechanic tim Ziear The Strokes 55 dan Yamaha Oryza The Strokes 55 yang bermarkas di Solo Baru, Jawa Tengah.
Mengacu konteks tersebut, bisa jadi tim dengan jumlah pembalap dan motor yang lebih banyak yang juga datang dari basecamp Jateng atau Yogyakarta menjadi lebih mahal lagi.
“Kalau tim saya, rata-rata untuk biaya balap ke Sentul Kecil itu sekira 40 juta-an. Anggarannya besar kalau balap Sentul, jadi harus pilih-pilih event, “tukas Slamet Suroto, akrab disapa Pak Totok selaku pemilik tim Fasttech Shijiro asal Yogyarakarta.
Mereka berdua menegaskan tidak akan ambil bagian dalam gelaran road race bertajuk Gas Tipis Championship 2020, Minggu depan (8 November).
Secara logika, mereka juga ada hitung-hitungannya. Itu manusiawi terlebih ditengah kondisi seperti ini. Banyak sponsor tim yang revisi angka ataupun mengcancel.
Ngapain selalu ikutan balap ke Sentul dalam skala club-event. Lain hal memang jika hajatan yang ditunggu-tunggu seperti Indonesia Cup Prix 2020 (ICP 2020) berjalan. Ini tantangan baru. Kemanapun akan diusahakan untuk dijalani. BB1
