BeritaBalap.com- Jaman belum menjamurnya balap motor di lintasan lurus 201 meter dengan konsep Rookie Dragbike, sirkuit permanen Gantiwarno Drag Strip alias GDS adalah pionirnya di Indonesia. 10 tahun lebih selalu eksis sebagai event rutin pembalap dragbike pemula dengan konsep kompetisi resmi dan juga sebagai sirkuit favorit tim-tim besar Jateng-DIY untuk lokasi seting kuda besinya sebelum turun di kejuaraan besar, ironisnya sirkuit GDS mulai turun pamornya di tahun 2023 ini.
Yup, semenjak vakum pandemi dan habisnya masa kontrak sirkuit GDS dengan Agung Setiawan selaku tokoh pencetusnya event rookie dragbike, sirkuit permanen yang dibangun diatas lahan kas desa Ngandong, kecamatan Gantiwarno, kabupaten Klaten, provinsi Jawa Tengah ini praktis kepemilikan atau pengelolaannya kembali ke desa setempat atau menjadi aset Badan Usaha Milik Desa atau Bumdes.
“Jadi kami masih bisa memakai sirkuit ini statusnya saat ini kami sewa ke Bumdes di tiap event,” buka Agung Setiawan.Permasalahannya mulai muncul saat sirkuit ini kurang tepat dalam perawatannya. Tak hanya perawatan area penonton dan lahan parkir yang ditumbuhi rumput ilalang tinggi namun juga perawatan aspal lintasan yang kurang tepat standard-nya untuk balap.
“Sebenarnya lintasan sudah diaspal baru, namun dari pengelola sekarang salah dalam memilih spesifikasi aspalnya, mereka pikirnya ini aspal untuk motor jadi disamakan dengan aspal jalan desa, padahal untuk balap meski itu motor kebutuhan kualitas aspal yang bagus itu wajib, jadinya sekarang saat dipakai balap jadi licin dan aspal leleh mengelupas semua,” jelas Agung.
Polemik aspal baru sirkuit GDS yang lebih buruk dari aspal sebelumnya ini tak hanya bikin banyak pembalap pemula urung turun di event GDS Rookie Dragbike di bulan April ini yang dihelat hari Minggu tanggal 2 kemarin, namun juga saat ini sirkuit GDS sudah jarang ada tim besar seting motornya disini.
“Alasannya ya karena aspal licin jadinya time yang didapatkannya pun jadi jelek, sudah tidak bisa dipakai sebagai acuan lagi. Harapan kami kedepannya pihak pengelola yang sekarang ini bersedia untuk berkomunikasi dengan kami terkait dengan perawatan sirkuit ini, sayang sekali kalo pamornya jatuh, padahal bulan ini kami mau bikin Kejurprov Rookie Dragbike disini, namun karena event reguler saja banyak pembalap yang nggak mau datang ya kami akan evaluasi lagi jadi memakai sirkuit GDS atau tidaknya,” keluh Agung.
Hal senada juga disampaikan Santo Dwi Atmono selaku pengurus IMI Jateng yang rutin memantau penyelenggaraan event Rookie Dragbike di GDS ini. “Ini sirkuit jelas harus rutin dipakai, dirawat, dan jangan ditinggalkan, karena di Jateng sendiri sirkuit permanen untuk dragbike hampir tidak ada, jadi jangan sampai seperti yang sudah-sudah pemilik lahan tidak berkomunikasi dengan pihak stakeholder event balap motor, karena semua ada SOPnya, tidak bisa sembarangan, ini terkait dengan unsur keamanan lintasan juga,” tutup Santo. dnr