BeritaBalap.com-Road racer Willy Hammer atau Wilman Hammer kasih tontonan spesial saat seri ke-5 Motoprix 2018 Tasikmalaya, Jawa Barat (5 Agustus). Pebalap tim Yamaha Yamalube NHK IRC DID Nissin NGK Bahtera Racing yang start dari posisi paling belakang (14) dapat meraih podium juara kategori seeded MP2 (125 cc).
Semua lawan dihajar, termasuk melibas Honda Blade 125 FI Dicky Ersa pada tikungan terakhir. Podium tertinggi MP2 (125 cc) diraih petarung asal Makassar yang bermukim di Yogyakarta ini. Semua lawan dilibas satu per-satu. Tidak pantang menyerah sampai titik darah penghabisan. He he he he he..
Sekilas informasi saja, pasukan ini dikomandoi oleh Novi Endaryono selaku General Manager yang juga kontraktor alat-alat berat. Di tim ini adapula nama Dedy Fermadi sebagai mentor, kemudian Anton selaku pengawal setia Gendut GDT Racing, Roni Irawan yang serba bisa. Loh.. loh kok malah cerita skuad kru Yamaha Bahtera Racing. Ha ha ha ha.. Supaya tahu dan kenal ya, bro.
Lebih lanjut, bagaimana rahasia mesin Z-1 yang digawangi Gendut GDT Racing ? “Jadi trek Bukit Peusar tidak perlu RPM tinggi, juga torsi jangan berlebihan. Malah sulit nantinya karena banyak tikungan dan permukaan trek yang naik-turun. Yang penting, nyaman dikendarai dan enak saat rolling speed, “ujar Gendut GDT Racing yang menyebut tenaga Jupiter Z-1nya berada di angka 25,8 HP (Horse Power).
“Peak-performancenya saya geser di RPM 13 ribuan. Sebelumnya sekitar 12 ribu. Yang pasti, rider menjadi nyaman. Saya berusaha merubah persepsi Willy Hammer yang sebelumnya suka power yang responsif. Ini yang nyaman-nyaman saja, “tambah Gendut GDT Racing yang bermarkas di Berbah Sleman, Yogyakarta dan pastinya menggunakan Knalpot Cream-pie. Infonya, Knalpot Cream-pie dipermak ulang sesuai kebutuhan lintasan Bukit Peusar.
Konteks kenyamanan juga berlaku dalam menentukan durasi camshaft. Noken as memang salah perangkat yang membangun karakter mesin. “Buka-tutupnya saya rahasiakan, namun durasi camshaft 260 dan 265 derajat. Itu untuk in dan exnya, ‘tukas Gendut GDT Racing yang mematok lift-klep setinggi 9,5 mm. Oh ya, kombinasi diameter katup masuk dan buang yang berbahan titanium dibuat 29/24 mm.
“Powernya enak. Jalan terus dan mudah dikendalikan. Tidak liar !. Apalagi dengan Ban IRC Fasti1 tipe slick. Kuat dan stabil sampai 25 lap, “tukas Willy Hammer yang merasa optimal dengan perbandingan final-gear 14-47 dan pastinya makin kokoh sebagai pimpinan klasemen sementara MP2 (125 cc)..
Oh ya (lagi), untuk Throttle-Body (TB), Gendut GDT Racing masih memanfaatkan milik standar MX King yang direamer. “Torsinya cukup dibantu dengan magnet yang dibubut menjadi 400 gram, “ujar Gendut GDT Racing yang memang sedang laris-manis karena banyak mengawal tim-tim Sumatera, Jawa, Sulawesi, Kalimantan dan Papua. BB1