BeritaBalap.com-Menjadi konteks yang menarik dan sedap dibahas sehubungan langkah yang dilakukan berbagai sponsor racing di tengah kondisi pendemi Covid-19 alias Virus Corona saat ini. Secara logika sederhana, dipastikan ada penurunan dari volume penjualan. Itu logis. Dan ini berkorelasi dengan budget dana dan kemudian langkah promosi.
Bahkan beberapa waktu lalu, penulis menyebut ada produk yang memutuskan untuk berhenti sementara mensponsori tim dan event balapan nasional sekira 2-3 tahun sambil menunggu perkembangan kondisi. Menanti hingga kondusif.
BACA (JUGA) : Gear-Set SSS Kerjasama AHM Hadirkan Part Modifikasi New CBR150R, Gir Dan Rantai Jadi Elegan Dan Kuat !
Kali ini, portal Berita Balap yang selalu berupaya mencari sisi lain dari dunia balap menanyakan topik ini kepada Hanky Kurniawan, Manajer Marketing gear-set SSS. Ini produk gir dan rantai asal Malaysia yang paling populer di tanah air. Paling banyak dipakai dalam penggunaan harian.
Bahkan hampir semua tim balap nasional disupportnya. Paling tidak untuk 2 tim besar tanah air, Astra Motor Racing Team Yogyakarta (ART Jogja) dan Yamaha Bahtera Racing. Puluhan tim yang diback-up, bahkan ada juga pembalap yang didukung secara perorangan. Selalu juara nasional. Brand image nya sudah dapat. Melekat erat di sanubari pengguna motor.
“Sehubungan SSS dengan tim balap, kita tetap akan support untuk tim-tim yang sudah sepakat tahun 2020 lalu. Namun memang kita masih wait and see menyangkut penyelenggaraan event balap. Artinya, kita akan dukung selama ada balapan ya, “tukas Hanky Kurniawan yang berkantor di Kelapa Gading, Jakarta Utara.
“Untuk club-event sendiri, kita juga dukung selama memang sudah ada kesepakatan sebelumnya atau memang selama ini kita sponsorin. Tetapi kan kalau event yang berjalan”.
“Juga prosedural kita adalah per-seri atau putaran. Jadi setelah berakhir sebuah balapan, maka ada penagihan yang disepakati. Semua tergantung event balap tahun ini, “tambah Hanky Kurniawan yang rada pesimis gelaran balap dapat segera terselenggara jika melihat proses vaksinasi yang cenderung lambat, juga secara kuantitas vaksin masih relatif sedikit jika dibanding jumlah penduduk Indonesia yang akan divaksin. BB1
