76 Trial Game Asphalt 2019 Boyolali : Kroser Bule Ungkap Belum Layak Disebut Supermoto, Kenapa ?

BeritaBalap.com-Masuk di tahun 2019, genap sudah 3 tahun sudah kejuaraan club-event Trail Game Asphalt atau TGA dihelat di Indonesia. Ini event balap motor yang diprakarsai Genta Auto & Sport dengan sponsor utama Djarum 76. Seri perdana TGA 2019 dipentaskan di Boyolali, Jawa Tengah, Sabtu kemarin hingga malam hari (23 Februari)

BACA (JUGA) : Hasil Juara 76-Trial Game Asphalt 2019 Boyolali, Jateng (23 Februari)

Lebih lanjut dipahami, pada awalnya, gelaran ini didengungkan sebagai salah satu kompetisi balap supermoto, namun terbukti masih “jauh panggang dari api” atau lebih konkretnya adalah ini belum merupakan kejuaraan Supermoto.

koizumi

Fenomena ini muncul saat pembalap internasional Lewis Cornish asal United Kingdom a.k.a UK atau negeri Ratu Elizabeth ikut turun di kejuaraan ini. Pertama kali turun di seri final TGA tahun 2018 lalu bersama dengan beberapa pembalap FIM-Asia Supermoto lain dengan status pembalap tamu undangan. Di tahun 2019, Lewis Cornish kabarnya akan turun full seri di TGA 2019.

Namun saat ditemui BeritaBalap.Com di paddock team Djagung Racing Factory Malang, bule berbadan jangkung ini jelas menyatakan bahwa TGA 2019 seri 1 yang dihelar di sirkuit Gokart Boyolali hari Jumat-Sabtu, 22-23 Februari lalu itu belum bisa dibilang sebagai kompetisi Supermoto.

Salah satu alasan Cornish adalah karakter sirkuit di Boyolali kemarin murni roadrace. “Sebenarnya kompetisi Supermoto itu harus ada sektor lintasan tanah dan juga karakter tikungan yang patah-patah yang cara mengambilnya dengan teknik powerslide,” jelas pembalap impor yang juga pernah menjadi juara umum FIM-Asia Supermoto ini.

“Tapi itu bukan menjadikan saya masalah dengan kompetisi TGA, hanya saja jika saja ada lintasan tanah pembalap dengan basic skill road race, akan ada moment melambat saat di lintasan tanah, jadi bisa saja posisi persaingan akan berbeda,” jelasnya.

Selain karateristik sirkuit, fenomena TGA 2019 yang belum bisa dibilang sebagai kompetisi Supermoto adalah belum sepenuhnya mengadopsi regulasi resmi Supermoto dari IMI.

“Salah satunya adalah sepatu balap dimana disini pembalap masih diperbolehkan memakai sepatu road race bukan sepatu motorcross atau supermoto, karena di regulasi dari IMI jelas itu adalah aturan wajib, “sergah Daniel Tangka manager Djagung Racing Factory.

“Karena ini adalah Trial Game Asphalt, sifatnya kami hanya bisa memberikan himbauan saja, dan tidak bisa melarang mereka yang masih memakai sepatu road race, karena ini bukan kejurnas,” timpal Jim Sudaryanto pimpinan lomba TGA 2019 ini.

Di lain pihak, aturan mengenai sepatu ini juga sedikit dibantah oleh pembalap nasional yang sering ikut kompetisi internasional yakni Doni Tata Pradita.

“Kalo masalah safety yang dijadikan alasan untuk aturan ini, sebenarnya itu tergantung dari kualitas sepatunya, buktinya tahun 2018 kemarin saya sempat berkompetisi supermoto di Australia dengan memakai sepatu road race tidak dilarang, bahkan untuk aturan safety disana lebih disiplin karena tiap pembalap yang mau turun di sirkuit dicek satu per satu perlengkapan balapnya, standarisasi yang dipakai disana adalah lisensi DOT, apapun gear balapnya kalau tidak ada lisensi DOT ya dilarang,” tutup Doni.  d417

Facebook Comments

You May Also Like