BeritaBalap.com-Eksistensi atau keberadaan 8 motor Ducati dalam starting grid MotoGP disebut hal yang lumrah. Ducati tidak boleh disalahkan. Mereka yang mampu saat bargaining atau ditawarkan. Pada sisi lain, pabrikan lain juga ada yang tidak berani membangun motor untuk tim satelit. Contohnya Suzuki yang sejak awal tidak merealisasikannya. Hanya isu alias gosip semata.
BACA (JUGA) : Bisakah Marc Marquez Pindah Ke Ducati ? Ini Jawaban Tegas Dall’igna…
Justru seharusnya para penggemar MotoGP berterimakasih kepada Ducati yang kemudian dapat membuat jumlah starting grid menjadi 24 petarung. Jadi ramai. Pertarungan lebih sengit.
Itu yang diungkap tokoh senior MotoGP Carlo Pernat yang juga manajer pribadi dari Enea Bastianini (Ducati Lenovo). Soal kemudian ada dominasi Ducati, ini hal lain. Idealnya menjadi pemicu atau semangat tim lain untuk mengejar atau mengalahkan Ducati. Bukan dijadikan alasan.
BACA (JUGA) : Penguji Honda Sebut Mereka Kurang Berani Bereksperimen Seperti Ducati
“Ducati dikritik karena memiliki 8 sepeda motor di lintasan, tetapi itu bukan kesalahan Ducati. Ini lebih menjadi tanggung jawab mereka yang tidak membuat motor, seperti Suzuki yang tidak pernah memiliki tim satelit. Jika Ducati tidak ada, maka kita tidak akan melihat kejuaraan dunia dengan 24 peserta, tetapi musim dengan lebih sedikit pengendara dan lebih sedikit pertunjukan, “terang Carlo Pernat yang pernah pula menjadi manajer banyak pembalap seperti VR46, Loris Capirossi, Andrea Iannone dan lain-lain.
BACA (JUGA) : Penonton Sepi ! MotoGP Harus Tunggu Proses Lahirnya Bintang Baru Pasca VR46 Pensiun
“Gigi (Dall’Igna, red) memprakarsai kebijakan pembalap muda, dengan kemampuan hebat memilih rider. Semua dengan tim yang tepat dan motor yang hampir tak terkalahkan, yang menurut saya akan menjadi spesial musim depan juga, “tambah Carlo Pernat yang dilansir dari PaddockGP. BB1