BeritaBalap.com-Sebelum masuk ke topik pembahasan, pahami dahulu perspektif manusiawi bahwa pembalap itu seiring bertambah usia, apalagi sudah menikah ataupun sudah punya anak, maka berupaya all out dalam memperkuat pondasi keuangannya. Ini lumrah adanya. Maklum saja, balapan itu tidak selamanya. Mungkin maksimal rata-rata di usia 30-35 tahun. Paham ya !
BACA (JUGA) : AM Fadly Pindah Tim OnePrix 2023 ? Kontraknya 300 Juta Plus Start Money ?
Dalam tulisan sebelumnya, penulis mendapatkan informasi sehubungan isu adanya pembalap binaan Astra Honda Racing Team (AHRT) yang ingin juga mengikuti balap bebek nasional (kategori seeded). Istilah populernya bisa ngamen. Tidak hanya terpaku pada aturan untuk fokus balap ARRC yang hanya 5-6 seri saja dalam setahun. Itu tidak baik buat skill balap dan tidak oke juga dalam konteks pemasukan uang.
Lebih lanjut, adalah menarik untuk menginvestigasi, berapa sebetulnya pendapatan duit yang diperoleh pembalap nasional ketika dikontrak tim yang konsen di balap nasional ? Berapa pula start moneynya per-event ? Jadi ini yang pasti diterima dan diluar hadiah dan bonus ketika naik podium ya.
BACA (JUGA) : Apa Kabar Terbaru Perburuan Seeded Tim LFN H Putra 969 Buat Formasi 2023 ?
Bicara kontrak, memang tradisi di tanah air tercinta, tergantung dari popularitas dan prestasinya. Namun kita pukul rata saja antara 200-300 Juta/tahun. Ada yang lebih dari itu. Tapi ingat ya, ini belum termasuk start-money per event dari agenda balapan nasional yang disepakati. Misal Kejurnas OnePrix ataupun Kejurnas MotoPrix.
Sebetulnya penulis punya data valid laporan anggaran salah satu tim besar dalam momen OnePrix. Tapi tidak etis untuk dipublikasikan. Nilai start moneynya kaum seeded bervariasi antara 5 juta hingga 10 juta. Ingat ya, ini per-event dan diluar uang kontrak. Tinggal kalikan berapa seri yang diikutinya. Misal 5 seri OnePrix maka didapat 25-50 Juta. Kalau dengan uang kontrak, berkisar 225-350 juta.
BACA (JUGA) : Aldi Satya Mahendra Ditaksir Beberapa Tim Nasional, Tawaran Kontrak Dan SM Nya Serem !
Nah, belum lagi kalau diluar hal tersebut, biasanya pembalap juga bisa ngamen atau berkompetisi di club event (non nasional) dengan tim berbeda. Baik opsi yang ikut balap bebek 4 tak, bebek 2 tak atau sport 2 tak, adapula yang trial game, supermoto dan lain-lain.
“Lumayan, Mas angkanya kalau buat start money dalam setiap balapan club-event (diluar balapan nasional, red). Saya pernah mengurusi start money dua pembalap berbeda untuk 2 tim berbeda juga. Yang satu, minta 5 juta per-motor dan satu lagi karena lebih ngetop di balap nasional minta 10 juta/per motor. Rata-rata mereka main 2 motor, “ujar Mr A, mekanik papan atas yang tidak mau disebutkan namanya.
BACA (JUGA) : Bima Aditya Klarifikasi Soal Isu Jordan Badaru Akan Kembali Ke Timnya 2023
Catatan penulis, ada beberapa pembalap yang start moneynya setiap event tembus 20-50 juta. Bahkan ada yang pernah mendapatkan 80 juta ketika dikalkulasi antara start money dan hadiah. Ingat, itu per event ya. Bisa dibayangkan jika kita anggap saja balapan club-event 6-8 kali dalam setahun. Totally bisa antara 500-800 Juta/tahun, bahkan lebih apalagi kalau sering menang dan dapat bonus.
Alhasil, jika seorang rider diperbolehkan balap nasional (kategori seeded) dengan nilai kontrak tambahan plus start money dari tim yang mengontrak, ditambah lagi ngamen di berbagai event dengan tim berbeda, maka dijamin diperoleh angka yang fantastis. Jauh lebih dan jauh lebih tinggi dari kontrak pabrikan yang hanya diperbolehkan balap ARRC saja. Ini realistis. BB1